PINUSI.COM - Jumlah kendaraan listrik di Indonesia perlahan tapi pasti terus bertambah.
Bagi pemilik mobil listrik, menjaga daya tahan baterai menjadi keharusan.
Saat menggunakan mobil listrik sebagai alat transportasi sehari-hari untuk menghemat biaya, jangan biarkan baterai habis sama sekali.
BACA LAINNYA: Wow! Hyundai Bakal Luncurkan Mobil Terbang pada 2030
Perhitungan waktu tempuh, jarak tempuh, dan jalur alternatif, sangat penting dalam persiapan sebelum bepergian dengan kendaraan listrik.
Agus Purwadi, insinyur listrik di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, menjaga area kerja yang aman untuk baterai lithium-ion, sangat diperlukan.
Lokasi baterai EV tidak memungkinkan nol. Sebab, jika baterai habis hingga kendaraan listrik tidak bisa lagi melaju, bisa merusak elemen penyimpanan.
"Minimal antara 10 persen sampai 15 persen dan maksimal sekitar di 90 persen hingga 95 persen."
"Tugas itu yang mengatur adalah Battery Management System (BMS)," kata Agus kepada Kompas.com.
Agus menambahkan, saat panel meter menunjukkan 0% hingga 100%, ternyata status baterai adalah 10-95%, sehingga masih dalam batas aman.
BACA LAINNYA: Bisa Picu Kecelakaan, Segera Ganti Kaca Helm Saat Sudah Banyak Goresan
Oleh karena itu, pengguna kendaraan listrik harus segera beradaptasi dengan cara penggunaan yang dituntut sehari-hari.
Anda dapat membiasakan mengisi daya mobil listrik, setelah menggunakannya di rumah atau mengingat jarak yang Anda tempuh.
"Maka, dari kapasitas penuh, yang bisa dipakai dengan aman antara 10 persen hingga 90 persen atau total 80 persen kapasitas rated-nya," terang Agus. (*)
Editor: Yaspen Martinus