Sarah Sechan Geram Lihat Aksi Bullying Anak Artis VR, Minta Orang Tua Jangan Diam
![Sarah Sechan Geram Lihat Aksi Bullying Anak Artis VR, Minta Orang Tua Jangan Diam](https://asset.pinusi.com/foto_berita/thumb_8001708394338Snapinsta_app_428316078_1495475984645731_5494101836851413191_n_1080.jpg)
Sarah Sechan angkat bicara soal kasus bullying yang melibatkan anak artis yang sedang viral. Foto: Instagram@sarsehshoku
PINUSI.COM - Artis Sarah Sechan angkat bicara soal kasus bullying yang melibatkan anak artis VR yang viral di media sosial.
Sarah mengaku geram melihat aksi kekerasan yang
terjadi di sekolah internasional di BSD, Tangerang itu.
Sarah menulis komentar panjang di unggahan Teuku Zacky, yang juga sempat membagikan video bullying tersebut sebelum dihapus.
Sarah menegaskan, tidak ada
alasan yang bisa membenarkan tindakan bullying, baik sebagai pelaku maupun
korban.
Sarah juga mengingatkan pentingnya orang tua untuk memberi contoh dan dukungan kepada anak-anak mereka, agar tidak takut melawan atau melaporkan bullying.
Sarah
berharap pihak sekolah bisa bertindak tegas dan melindungi hak-hak anak-anak
sebagai peserta didik.
Baca Lainnya :
“Segala tindak kekerasan yang sengaja tidak boleh dibenarkan dgn alasan apapun. Self defense is a different story."
"Penting untuk mengingatkan anak2 to always speak up, jangan takut, supaya rantai kekerasan gak berlanjut. Terutama di sekolah, yang seharusnya jadi rumah kedua bagi anak2 kita. Thank you for sharing this story,” ujar Sarah.
Sarah
juga berdoa agar anak-anak bisa tumbuh menjadi manusia yang santun dan
berempati. Ia berpesan agar orang tua bisa selalu memberi teladan yang baik
kepada anak-anak mereka.
“Semoga anak2 kita jauh dari tindak kekerasan; sebagai korban ataupun pelaku. Semoga pihak sekolah bisa selalu menjaga kenyamanan belajar anak2 dan melindungi anak2 di saat mereka sedang menuntut ilmu.
Semoga kita sebagai orang tua bisa selalu
memberi contoh dgn kelakuan dan tutur kata baik supaya anak2 bisa tumbuh jadi
manusia santun dan punya empati terhadap sesama,” tutur Sarah. (*)
Editor: Yaspen Martinus
Penulis: Bianca Michelle Devierro