PINUSI.COM - Film Dear Jo (Almost is Never Enough) yang tayang pada Agustus 2023, diadaptasi dari novel berjudul Almost is Never Enough karya Sefryana Khairil.
Nah, film ini kini diadaptasi lagi menjadi serial dengan judul Dear Jo.
Serial ini tayang di Viu mulai hari ini, kolaborasi Viu dengan MVP Entertainment.
Dear Jo (Almost is Never Enough) bercerita tentang tiga sahabat Ella, Joshua atau Jo, dan Maura.
Ketiganya tinggal di Baku, Azerbaijan.
Ella adalah ibu tunggal dari putri bernama Zoey.
Ia digambarkan sebagai sosok wanita kuat yang baik dan setia kawan.
Wanita tegar ini begitu banyak menghadapi cobaan hidup, terutama setelah suaminya meninggal dunia.
Ia harus berjuang sendiri untuk menghidupi diri dan anaknya.
Sementara, Jo dan Maura adalah pasangan suami istri dari keluarga berada.
Setelah bertahun-tahun menikah, mereka belum dikaruniai anak.
Suatu ketika mereka memohon kepada Ella untuk meminjamkan rahim dan mengandung anak mereka.
Semula Ella menolak permintaan itu, tapi pada akhirnya ia berubah pikiran.
Ia bersedia menjadi surrogate mother, meminjamkan rahimnya untuk sahabatnya itu.
Namun, setelah inseminasi berhasil dan janin mulai berkembang dalam rahim Ella, Maura mengalami kecelakaan fatal yang merenggut nyawanya.
Duka yang dialami Jo begitu dalam, hingga membuatnya kehilangan arah dan semangat hidup.
Ia kembali ke Jakarta untuk mengubur Maura, namun tidak kembali ke Baku.
Ia hanya menghabiskan waktu bersama alkohol. Ia seolah lupa dengan calon anaknya dan Maura yang ia titipkan dalam rahim Ella, hingga akhirnya Ella datang ke Jakarta.
Adaptasi dari film ke serial ini memiliki beberapa perbedaan, tapi juga memiliki persamaan. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Monty Tiwa Sebagai Produser dan Sutradara
Dalam film maupun drama, Monty Tiwa memegang peran besar.
Ia tak hanya menulis naskah, tapi juga menyutradarai serial Dear Jo.
Dibandingkan dengan film, durasi waktu serial jauh lebih panjang. Ini membuat Monty Tiwa lebih bebas melakukan eksplorasi, baik cerita maupun pengambilan gambar.
2. Perubahan Komposisi Pemain Sebagian Besar
Pada versi film, peran Joshua dilakoni Jourdy Pranata, sedangkan karakter Maura diperankan Salsabilla Adriani.
Keduanya tidak lagi terlibat dalam serial Dear Jo.
Peran mereka digantikan oleh Stefan William dan Fita Anggriani.
Karakter Ben dalam film diperankan Roy Sungkono, sementara dalam serial diperankan Yesaya Abraham.
Karakter Ella dalam film dan serial diperankan aktris yang sama, yaitu Anggika Bolsterli.
Pemeran lain yang tidak berbeda antara dalam film dan serial adalah Widyawati.
Artis serior ini memerankan tokoh nenek Joshua.
3. Berbeda dari Versi Filmnya
Dalam serial Dear Jo ada tokoh Carissa (diperankan Aliyah Faizah).
Ia adalah wanita yang dijodohkan dengan Jo oleh keluarganya, setelah Maura meninggal dunia.
Carissa adalah wanita yang agresif dan berani memperjuangkan apa yang ia mau.
4. Perbedaan Alur Cerita
Dalam film diceritakan Ella datang ke Jakarta dalam keadaan hamil hampir 6 bulan, sedangkan di serial diceritakan kehamilan Ella saat ke Jakarta sudah 7 bulan.
Sesuai rencana ketika Maura masih ada, Ella akan tinggal bersama Maura dan Jo jelang melahirkan.
5. Dalam Film Karakter Ben Diceritakan Sekilas
Dalam series, dengan durasi yang lebih panjang, karakter Ben lebih banyak mendapat porsi cerita, termasuk tentang perasaannya kepada Ella dan konflik persahabatannya dengan Jo.
Ketulusan hatinya sebagai sahabat bagi Jo dan sebagai pria yang bersedia melakukan apa pun untuk Ella, akan membuat penonton menaruh simpati.
6. Tidak Ke Azerbaijan
Seperti dalam film, Maura dan Ella diceritakan sebagai rekan kerja yang bekerja di konsulat Indonesia di Baku, Azerbaijan.
Namun berbeda dari di film, untuk kebutuhan series, Maura tidak syuting di Baku. (*)