PINUSI.COM - Perayaan Hari Musik Nasional di Indonesia pertama kali digelar pada 9 Maret 2013, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2012 tentang Hari Musik Nasional.
Pemilihan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional di Indonesia bukan tanpa alasan atau sekadar mencari tanggal cantik.
Faktanya, penetapan tanggal Hari Musik Nasional disamakan dengan hari lahir Wage Rudolf Supratman, atau lebih dikenal dengan nama WR Supratman, pahlawan Nasional yang menciptakan lagu Indonesia Raya.
Hari Musik Nasional juga bertujuan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik-musik nasional Indonesia.
Mengingat, pada masanya, musik nasional berperan penting dalam mengobarkan semangat kemerdekaan.
Di samping itu, penetapan Hari Musik Nasional setiap tanggal 9 Maret juga merupakan bentuk apresiasi terhadap musik dan musisi Indonesia.
Harapannya, dengan adanya penetapan Hari Musik Nasional, dapat meningkatkan rasa percaya diri para musisi Indonesia, serta lebih termotivasi menciptakan karya terbaik dan mencetak prestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Mengutip dari laman Kemenparekraf, Indonesia memiliki satu daerah yang mendapatkan predikat sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO sejak 2019.
Kota tersebut adalah Kota Ambon. Dikutip dari laman kemlu.go.id, penetapan Kota Musik Dunia oleh UNESCO tersebut juga menjadikan Ambon masuk dalam jaringan 66 Kota Kreatif Dunia UNESCO.
Dengan predikat tersebut, Ambon dan kota-kota kreatif lainnya akan terus berupaya melakukan kolaborasi, sekaligus menjadikan kreativitas dan ekonomi kreatif sebagai upaya pembangunan kota.
Dengan begitu, ke depannya Kota Kreatif UNESCO dapat menjadi kota yang tangguh dan berkelanjutan.
Salah satu alasan Ambon terpilih sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO, karena musik berfungsi sebagai media pemersatu yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Ambon.
Belum lagi, citra 'suara emas' begitu melekat pada diri masyarakat Ambon.
Citra tersebut tidak bisa dipisahkan dari banyaknya penyanyi atau musisi lokal berdarah Ambon yang sukses di pasar nasional dan internasional, seperti almarhum alm Glenn Fredly, Monita Tahalea, Benny Likumahuwa, Marcello Tahitoe (Ello), dan Ruth Sahanaya.
Terpilihnya Ambon sebagai Kota Musik Dunia didukung infrastruktur penunjang berupa penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM), studio rekaman, dan sekolah musik di ibu kota Maluku ini.
Ditetapkannya Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia juga tidak bisa dipisahkan dari pembangunan gedung pertunjukan seni di Taman Pattimura yang kini telah menjadi ikon wisata Kota Ambon, dengan ikon air mancur menari dan gitar raksasa.
Dalam jangka panjang, terpilihnya Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia dan masuk dalam daftar Kota Kreatif UNESCO, diharapkan dapat memberi kontribusi nyata untuk dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, melalui pemikiran dan tindakan inovatif dengan menempatkan budaya sebagai pilar penting yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar. (*)