PINUSI.COM - Aktor senior Donny Kesuma dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Primaya Bekasi karena serangan jantung pada 19 Maret 2024 di jam 19.19 WIB. Melalui beragam sumber, aktor ini mengawali karirnya saat menjadi atlet yang namanya naik saat meraih medali di SEA Games 1997 dan presenter.
AKtor kelahiran Bandung ini sudah membintangi beberapa film yang sangat recommended untuk pinusian. Berikut 3 film yang dibintangi Donny Kesuma mengutip dari IMDb.
1. My Idiot Brother (2014)
sumber: X/ luckyone_6104
Film ini mengisahkan seorang gadis remaja bernama Angel berusia 15 tahun yang tidak pernah bisa menerima keadaan kakaknya Hendra yang terlahir dengan keterbelakangan mental. Meski Angel begitu malu dan membencinya, Hendra tak pernah bersedih.
Hendra merupakan anak berkebutuhan khusus akibat penyakit yang dideritanya semasa kecil. Meski begitu, ia tetap setia memberikan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Disini Donny Kesuma berperan sebagai sosok ayah dari dua kakak beradik itu.
2. Angel: Kami Semua Punya Mimpi (2023)
sumber: X/ TogaHQ
Film ini mengisahkan Angel ( Beby Tsabina) yang baru saja ditinggal kakaknya. Kini dia dibendung oleh rasa bersalah. Namun, ia berusaha bangkit dari rasa bersalah dan memulai lembaran baru. Angel pindah ke Jogja dengan harapan bisa memulai hidup barunya.
Sayangnya, bayang-bayang kakaknya tidak hilang begitu saja ditambah ia berkenalan dengan orang yang memiliki kondisi spektrum autisme yang sama dengan kakaknya bernama Andromeda (Fico Fachriza).
3. Buya Hamka
sumber: X/ NetflixID
Mengutip dari laman Lembaga Sensor Film, Buya Hamka nerupakan biopik yang disajikan dalam tiga volume. Pada Jilid I, dikisahkan Hamka menjadi pengurus Muhammadiyah di Makassar, dan berhasil memajukan organisasi tersebut, sebelum kemudian pindah ke Medan untuk memimpin majalah Pedoman Masjarakat (1938).
Jilid II mengisahkan keadaan setelah kemerdekaan Indonesia diiringi Agresi Kedua oleh tentara Sekutu. Di tengah keadaan genting tersebut, Hamka giat menyuarakan persatuan antarmasyarakat yang dituangkan secara lisan maupun tulisan.
Upaya mulia Hamka justru menuai banyak kecaman dan menempatkannya pada situasi penuh ancaman. Pada Volume III, penonton diajak bernostalgia dengan Hamka kecil yang lahir dan tumbuh di Maninjau, Sumatera Barat.