PINUSI.COM - Baru-baru ini, video viral yang menampilkan sekelompok ibu-ibu berjilbab dengan kebaya hijau menyanyikan lagu Waktu Ku Kecil di panggung membuat geger dunia maya. Lagu tersebut menjadi viral karena liriknya yang unik dan musik dangdut yang asyik, membuat banyak orang tidak bisa berhenti menonton. Meskipun video tersebut viral karena penampilan para ibu-ibu, tahukah kamu bahwa lagu Waktu Ku Kecil sebenarnya punya sejarah yang sangat berbeda?
Lagu ini pertama kali dipopulerkan oleh Knalpot Band, grup musik rock asal Bandung. Versi aslinya jauh dari nuansa dangdut yang kita kenal sekarang, dengan aransemen musik rock yang kental. Penasaran dengan cerita lengkapnya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Asal Usul Lagu Waktu Ku Kecil
Lagu Waktu Ku Kecil yang viral di kalangan ibu-ibu kebaya hijau ini adalah karya dari Knalpot Band. Grup band hard rock yang berasal dari Bandung ini pertama kali merilis lagu tersebut dalam genre rock. Namun, versi terbaru yang dibawakan oleh ibu-ibu dengan kostum kebaya hijau memberikan sentuhan berbeda, yakni versi dangdut yang lebih ceria dan mudah diterima banyak kalangan. Hal ini membuat lagu tersebut semakin melekat di ingatan banyak orang.
Lirik yang Unik dan Mengundang Gelak Tawa
Lirik lagu Waktu Ku Kecil sendiri cukup unik dan sedikit nyeleneh, namun tetap lucu. Lagu ini menceritakan pengalaman seorang anak kecil yang tidak tahu banyak hal, dengan lirik yang kadang disertai humor yang mengundang tawa. Misalnya saja, penggalan lirik seperti "Ku sentil-sentil, ku kira ape, tak taunya pentil" atau "Waktu ku tolol, ku tak tau apa yang nongol, kusenggol-senggol, ku kira botol, tak taunya pistol." Kombinasi lirik lucu dan musik dangdut yang easy listening membuat banyak orang betah menonton video viral ini.
Banyak orang mungkin hanya tahu lagu ini dalam versi ibu-ibu dengan kebaya hijau, tapi versi asli dari Knalpot Band jelas berbeda. Keunikan lagu ini terletak pada perpaduan lirik yang agak nyeleneh dengan musik yang menggugah semangat. Dan meskipun lagu ini punya unsur humor, tetap ada pesan moral yang bisa diambil, terutama tentang kepolosan anak-anak yang terkadang tak paham hal-hal sepele yang ada di sekitarnya.