PINUSI.COM - Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial setelah sejumlah warga Malaysia mengklaim menjadi korban penangkapan dan pemerasan oleh oknum polisi Indonesia. Kabar ini ramai diperbincangkan di platform X, terutama setelah unggahan dari akun @senja*** yang menyebutkan, “Di Instagram lagi sliweran template ini. Dari komen akun resmi DWP, banyak WNA khususnya Malaysia ditangkap dan dipalak.”
Unggahan tersebut berhasil menarik perhatian lebih dari 816 ribu pengguna X. Dalam unggahan itu, terdapat cerita dari seorang penonton DWP yang diduga menjadi saksi peristiwa tersebut. Akun @squi*** berbagi pengalaman pribadinya, “Ketika saya sedang menikmati acara, tiba-tiba polisi datang dan mulai menangkap orang-orang di sekitar saya.”
Dia juga menyebutkan bahwa banyak turis asing yang ditangkap selama tiga hari acara berlangsung. Lebih lanjut, akun tersebut mempertanyakan alasan penangkapan itu, mengingat dia tidak melihat adanya indikasi penggunaan narkoba di sekitarnya.
Menanggapi tuduhan tersebut, pihak DWP mengeluarkan pernyataan resmi. Mereka mengungkapkan rasa prihatin atas insiden ini dan menegaskan bahwa keselamatan dan kenyamanan pengunjung adalah prioritas utama.
“Kami mendengar kekhawatiran ini dan sangat menyesalkan pengalaman tidak menyenangkan yang dialami beberapa pengunjung. Meskipun beberapa aspek berada di luar kendali langsung kami, kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang guna menyelidiki kasus ini,” tulis pihak DWP.
Laporan mengungkapkan bahwa sekitar 400 warga Malaysia menjadi korban pemerasan dengan total kerugian mencapai RM 9 juta atau sekitar Rp32 miliar. Bahkan, ada pengakuan bahwa sejumlah pengunjung dipaksa membayar meskipun hasil tes narkoba mereka menunjukkan hasil negatif. (*)