PINUSI.COM - Nama Lady Aurellia Pramesti kembali menjadi pusat perhatian publik setelah kasus penganiayaan seorang dokter koas yang melibatkan sopir pribadi keluarganya mencuat ke permukaan. Kejadian ini memicu banyak reaksi, salah satunya dari dokter sekaligus musisi, Tompi, yang memberikan pandangannya terkait masa depan studi Lady di Fakultas Kedokteran. Dalam cuitannya pada 15 Desember 2024 di platform X, Tompi menyarankan agar Lady mempertimbangkan untuk menghentikan kuliah kedokterannya dan memilih jalur baru.
"Apakah masih ada rasa nyaman melanjutkan kuliah setelah insiden ini? Mungkin lebih baik keluar dan coba usaha kantin saja," tulis Tompi dalam cuitannya.
Kasus ini berawal dari perselisihan terkait jadwal jaga koas antara Luthfi, Ketua Koas Fakultas Kedokteran Unsri, dengan pihak keluarga Lady. Dalam laporan yang beredar, Luthfi disebut-sebut sudah beberapa kali mengganti jadwal untuk menyesuaikan permintaan keluarga Lady. Namun, ketegangan muncul ketika komunikasi antara Luthfi dan ibu Lady, Sri Meilina, dianggap tidak berjalan lancar. Sang sopir, yang berada di lokasi, diduga emosi dan langsung melakukan kekerasan terhadap Luthfi.
"Baik-baik apa kau," ucap sopir tersebut sebelum memukul Luthfi. Insiden tersebut berlangsung di luar lingkungan RSUD Siti Fatimah, tempat Luthfi dan Lady menjalani praktik kedokteran. Kepala Divisi Humas RSUD Siti Fatimah, Yulis, memberikan klarifikasi bahwa meskipun peristiwa itu melibatkan mahasiswa koas, kejadian tersebut terjadi di luar rumah sakit.
Kasus ini tidak hanya berdampak pada Luthfi sebagai korban, tetapi juga menyeret nama Lady Aurellia ke dalam kontroversi yang semakin besar. Dengan adanya saran dari dokter Tompi dan tekanan publik, masa depan akademik Lady di Fakultas Kedokteran Unsri kini menjadi pertanyaan besar.