PINUSI.COM - Lagu "Satu Bulan" karya Bernadya mengisahkan perjuangan batin seseorang yang masih terjebak dalam kenangan setelah perpisahan yang belum lama terjadi. Lirik-liriknya mencerminkan perasaan kehilangan yang dalam, serta rasa tidak siap untuk melihat mantan kekasih melanjutkan hidup dengan mudah.
Di sisi lain, tokoh dalam lagu merasa dirinya masih terperangkap dalam emosi, menahan perasaan yang tak kunjung hilang. Lagu ini menyajikan potret yang nyata tentang betapa sulitnya melepaskan orang yang pernah dicintai.
Lagu ini memaparkan situasi yang sering dialami banyak orang pasca putus cinta. Bernadya, melalui liriknya, menggambarkan bagaimana kenangan-kenangan kecil seperti wangi baju, tawa, atau kebiasaan sehari-hari masih melekat kuat dalam ingatan, meski hubungan telah berakhir.
Sementara sang mantan tampak baik-baik saja, karakter utama dalam lagu masih terpuruk dan mempertanyakan ketulusan perasaan yang dulu ada. Ada ketidakpastian dan rasa sakit yang mendalam saat melihat kenyataan bahwa sang mantan tampaknya sudah mampu melanjutkan hidup dengan senyuman yang lebih bebas.
Keraguan tentang kehadiran orang baru ini menjadi sumber keresahan. Tokoh dalam lagu bertanya-tanya apakah mantan sudah memiliki seseorang yang khawatir tentangnya, seseorang yang kini mengambil perannya dalam hidup mantan kekasih. Perasaan tidak terima ini diperkuat oleh harapan bahwa proses move on itu tak terburu-buru.
Pada akhirnya, "Satu Bulan" bukan hanya bercerita tentang rasa sakit setelah perpisahan, tetapi juga kerinduan yang dalam untuk kembali ke masa lalu. Melalui lagu ini, Bernadya menyampaikan pesan bahwa cinta tidak mudah dilupakan dan butuh waktu untuk benar-benar menerima kenyataan. Lagu ini memberi ruang bagi pendengarnya untuk merenungkan perjalanan emosi setelah perpisahan dan mengekspresikan rasa sakit serta kerinduan yang sulit diungkapkan.
Lirik Lagu Satu Bulan - Bernadya
Belum ada satu bulan
Ku yakin masih ada sisa wangiku di bajumu
Namun, kau tampak baik saja
Bahkan senyummu lebih lepas
Sedang aku di sini hampir gila
Kita tak temukan jalan
Sepakat akhiri setelah beribu debat panjang
Namun kau tampak baik saja
Bahkan senyummu lebih lepas
Sedang aku di sini belum terima
Bohongkah tangismu sore itu di pelukku?
Nyatanya pergiku pun tak lagi mengganggumu
Apa sudah ada kabar lain yang kautunggu?
Sudah adakah yang gantikanku
Yang khawatirkanmu setiap waktu
Yang cerita tentang apa pun sampai hal-hal tak perlu
Kalau bisa, jangan buru-buru
Kalau bisa, jangan ada dulu
Baru lewat satu bulan
Kemarin ulang tahunku tak ada pesan darimu
Tak apa, mungkin kau lupa
Atau sudah ada hati yang harus kaujaga
Sudah adakah yang gantikanku
Yang kauantar-jemput setiap Sabtu
Yang selalu ingatkan untuk pakai sabuk pengamanmu
Kalau bisa, jangan buru-buru
Sudah adakah yang gantikanku
Yang khawatirkanmu setiap waktu
Yang cerita tentang apa pun sampai hal-hal tak perlu
Kalau bisa, jangan buru-buru
Kalau bisa, jangan ada dulu
Hu-hu-uh
Hu-uh