Cara pandang pria terhadap seks cenderung lebih bersifat fisik, tak se-emosional wanita.
PINUSI.COM – Cara pandang pria terhadap seks tidak didorong oleh pikiran, ingatan atau perasaan emosional dari sebuah hubungan. Cara-cara pandang seperti ini umumnya cenderung lebih dimiliki wanita, sedangkan kaum pria biasanya bersifat fisik.
Hal ini akibat dari jumlah testoteron yang mengalir di tubuh pria terbilang besar. Hormon ini yang memancing dan mendorong kaum adam lebih ekspresif soal seksual. Maka jangan heran jika seorang lelaki dewasa akan langsung bereaksi atau terpancing hasratnya seketika melihat istrinya keluar dari kamar mandi.
Untuk memahami perspektif atau sudut pandang seksual pria, sejatinya mudah. Kebutuhan seksual bagi laki-laki seperti rasa lapar. Bedanya, rasa lapar di sini bukan kebutuhan asupan makanan pokok melainkan kudapan manis seperti coklat. Membingungkan ya?
Jadi intinya bagi pria, kebutuhan seksual hukumnya mutlak tidak dapat diganggu gugat, harus segera terpenuhi demi kebaikan mental, fisik dan hubungan. Namun umumnya lelaki senantiasa mendambakan kejutan-kejutan yang berbeda di setiap kesempatan, terjadinya momen seksual.
Berangkat dari asumsi ini, maka tidak salah juga jika mengartikan pria memandang seks sebagai sebuah petualangan seru dan menyenangkan. Itu lah sebabnya pria sangat mendambakan kreasi tindakan, posisi dan ritme seksual, untuk mengeksplorasi dan meningkatkan kepuasannya.
Sayangnya hal ini kerap kali kaum hawa salah mengartikannya, kemudian dengan entengnya menyematkan citra egois ke para lelaki. Padahal kenyataannya, di setiap momen seksual, pria selalu berusaha membuat pasangannya merasakan puncak kenikmatan yang sepadan dengan yang ia rasakan.
Fakta lainnya kaum lelaki, seks juga dipandang sebagai sumber asupan energi hormonal. Energi ini lah yang mendorong rasa keinginannya untuk mengejar tujuan hidup, termasuk urusan karir. Demi mengejar kebahagiaan untuk pasangannya. Maka seks yang baik akan membuat seorang pria lebih bersemangat jalani aktivitas.