Hiburan amat perlu di tengah belenggu pandemi Covid-19. Ternyata bisa dapat hiburan tanpa biaya.
PINUSI.COM – Hiburan di masa pandemi sesuatu yang langka. Di situasi serba sulit, penuh ketidak pastian setahun belakangan ini, memaksa setiap orang buat lebih cermat menggunakan uang tunainya. Cenderung menahannya ketimbang membelanjakannya.
Kondisi ini tentu buruk di mata para pegila belanja daring. Tapi ada saja cara unik mengatasinya, bisa memanjakan mata tanpa perlu mengeluarkan biaya. Aktivitas akses aplikasi belanja, memilih barang lalu memasukkan barang ke keranjang, tapi tidak terjadi transaksi pembelian, bisa jadi cara menghabisakan waktu di masa pandemi.
Sebagaimana CNBC melaporkan, Amanda Ryczek (27) dan mahasiswa berusia 19 tahun, Brenna Shepherd sama-sama mengaku cukup sering menjelajahi toko online. Sebagai salah satu cara mereka menghabiskan waku di rumah, atau alasan untuk menunda tugas sekolah.
“Jadi saya pikir itulah sebabnya saya melakukan ini, karena saya tidak suka menghabiskan uang. Saya suka pakaian dan melihat pakaian dan bahkan di Amazon tapi tidak pernah benar-benar membelinya," kata Shepherd, Senin (1/3/2021).
Rupanya hobi unik ini sudah dipantau. Menurut rilis data pelanggan dan platform identitas, Amperity pada Juni lalu, menyebut sejak awal pandemi tingkat pengabaian keranjang belanja menjadi 94,4 persen, meningkat dari 85,1 persen pada tahun sebelumnya.
Mengomentari, analis senior Forrester Emily Pfeiffer mengatakan hasil menunjukan bahwa kebanyakan orang hanya memasukkan barang ke keranjang saja, membandingkan harga antar toko, dan pengingat untuk membeli.
“Meskipun pengabaian keranjang adalah sesuatu yang dilakukan mereka dengan upaya pemasaran ulang dengan harapan dapat menutup penjualan, ini bukanlah peristiwa manajemen inventaris bencana yang menciptakan 'pengejaran' pelanggan." jelasnya.
Sekadar informasi, penjualan ritel online melonjak pada tahun lalu. Orang AS menghabiskan 791,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk belanja online, naik 32,4 persen dari 2019 menurut angka kuartalan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS bulan ini. E-commerce juga menyumbang 14 peren dari semua penjualan AS, naik dari 11 persen pada 2019.