"Aku Melawan Maka Aku Ada"
- Albert Camus
PINUSI.COM - Albert Camus Lahir pada 7 November 1913 di Drean, El Taref, Aljazair merupakan seorang filsuf, penulis, dan jurnalis Perancis.
Ia dibesarkan di lingkungan keluarga miskin, sejak kecil ia sangatlah cerdas kemudiaan saat dewasa ia mencoba belajar ilmu filsafat di Universitas Aljazair.
Pasca lulus dari Universitas Aljazair ia tinggal di Paris. Kala itu ketika Jerman menginvasi Prancis selama Perang Dunia II pada tahun 1940. Albert Camus mencoba melarikan diri tetapi akhirnya bergabung dengan perlawanan Prancis, kemudian ia menjabat sebagai pemimpin redaksi di surat kabar terlarang bernama Combat.
Setelah perang, ia menjadi seorang tokoh terkemuka dan memberikan banyak kuliah di seluruh dunia. Albert Camus juga aktif secara politik, dia termasuk seorang sayap kiri yang menentang Uni Soviet karena totalitarianismenya.
Albert Camus adalah seorang moralis dan condong ke arah anarko sindikalisme. Dia juga bergabung dengan banyak organisasi yang mencari integrasi Eropa. Selama Perang Aljazair (1954–1962), ia mempertahankan sikap netral, mendukung gagasan Aljazair yang multikultural dan pluralistik, posisi ini menimbulkan kontroversi dan ditolak oleh sebagian besar pihak.
Albert Camus mulai dikenal banyak orang karena novel pertamanya yaitu L’Etranger dan mulai memperoleh penghargaan seperti Penghargaan Nobel pada tahun 1957 pada bidang Kesusastraan diusia 47 tahun dan menjadi orang termuda kedua yang mendapatkan penghargaan Nobel Sastra dalam sejarah. Melalui novel L’Etranger, Camus memperkenalkan pemikirannya dan menciptakan suatu mazhab filsafat dalam eksistensialisme yaitu absurdisme.
- Gagasan Absurditas
Absurd berasal dari bahasa Latin yaitu Absurdus yang berarti tuli atau bodoh. Absurd tidak berarti "Logically Impossible" Namun lebih kepada "Humanly Impossible". Dan absurdisme merupakan aliran filsafat yang menyatakan bahwa upaya upaya manusia untuk menemukan makna batin/terdalam/tinggi akan sepenuhnya gagal dan menjadi absurd.
Kata lain absurditas merupakan kondisi di mana manusia tidak mampu menetapkan tujuan dan makna bagi hidupnya, bahkan secara khusus diartikan kondisi manusia tidak mengerti apa itu kehidupan dan untuk apa manusia hidup.
Bagi Albert Camus, ketidakjelasan tujuan hidup adalah hal yang absurd. Contoh paling sederhana manusia tidak dapat mengetahui bagaimana masa depan itu, ketika gambaran masa depan masih begitu abstrak mengapa manusia malah menantikannya.
- Perasaan Absurd
Absurd muncul dari ketidakharmonisan mendasar antara pencarian individu akan makna dan ketidakbermaknaan dari alam semesta. Dalam filsafat absurdis, ada juga dua kepastian yang merasuki keberadaan manusia yaitu :
1. Bahwa manusia terus-menerus berjuang menuju perolehan atau identifikasi dengan makna dan signifikansi. Tampaknya menjadi hal yang melekat dalam sifat manusia yang mendesak individu untuk mendefinisikan makna dalam hidupnya.
2. Kesunyian alam semesta dan ketidakpedulian terhadap kehidupan manusia tidak memberikan jaminan apa pun kepada individu tentang makna semacam itu, yang mengarah pada ketakutan eksistensial di dalam diri mereka sendiri.
Menurut Albert Camus, ketika keinginan mencari makna dan ketiadaan makna bertabrakan, di sinilah absurditas ditonjolkan. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah kita harus pasrah pada keputusasaan ini. Sebagai makhluk yang mencari makna di dunia tanpa makna, manusia memiliki tiga cara untuk menyelesaikan dilema tersebut.
- Absurditas dalam mitologi Sissyphus
Mitos Sisyphus untuk menggambarkan absurdisme. Kisah mitos ini menceritakan seorang raja dari Corinth bernama Sisyphus, yang dikutuk oleh Zeus untuk mendorong batu ke puncak gunung selamanya. Sejauh ini mitos ini banyak versi nya, beberapa orang mengatakan bahwa Sisyphus dikutuk karena memainkan aturan kematian. Ada juga cerita bahwa Sisyphus membocorkan rahasia Zeus dengan imbalan makan. Beberapa orang mengatakan bahwa Sisyphus dikutuk karena dia melihat Zeus menculik putri Asopus, Aegina untuk dinikahinya, Sisyphus melaporkannya kepada dewa sungai. Terlepas dari bentuk konfliknya, Sisyphus tetap dikutuk oleh Zeus dan diasingkan ke Tartarus untuk terus mendorong batu hingga ke atas selamanya. Batu yang didorong oleh Sissyphus tidak berhenti menggelinding, ketika Sisyphus mencoba mendorongnya ke atas, batu itu menggelinding kembali, dan Sissyphus harus mendorongnya kembali ke atas, dan seterusnya.
Bagi Albert Camus, manusia itu sebenarnya adalah karakter Sissyphus. Kesadaran manusia adalah bahwa hidup adalah sesuatu yang tanpa makna dan tujuan. Albert Camus tidak menganggap kejadian ini sebagai kutukan atau penderitaan, tetapi inilah kehidupan manusia.
Dalam tulisan The Sickness Unto Death (1849) dan The Myth of Sisyphus (1942), menjelaskan menghadapi absurditas yaitu :
1. Bunuh diri (melarikan diri dari keberadaan)
Solusi dimana seseorang mengakhiri hidupnya sendiri. Baik Kierkegaard dan Camus mengabaikan kelayakan opsi ini. Camus menyatakan bahwa itu tidak melawan Absurd. Sebaliknya, dalam tindakan mengakhiri keberadaan seseorang, keberadaan seseorang hanya menjadi lebih absurd.
2. Agama atau "The Leap of Faith".
Keyakinan religius, spiritual atau abstrak di alam transenden, solusi di mana seseorang percaya pada keberadaan realitas yang berada di luar Absurd, dengan demikian memiliki makna. Kierkegaard menyatakan bahwa kepercayaan pada apa pun di luar Absurd membutuhkan "lompatan" agama yang irasional tetapi mungkin perlu ke dalam yang tidak berwujud dan tidak dapat dibuktikan secara empiris (sekarang biasa disebut sebagai " lompatan iman"). Namun, Albert Camus menganggap solusi ini, dan lainnya, sebagai "bunuh diri filosofis".
3. Menerima Absurd
Solusi ini mengantarkan seseorang menerima Absurd dan terus hidup terlepas dari itu. Albert Camus mendukung solusi ini, percaya bahwa dengan menerima Absurd, seseorang dapat mencapai kebebasan terbesarnya. Dengan mengakui tidak ada batasan agama atau moral lainnya, dan dengan memberontak melawan Absurd (melalui pembuatan makna) sekaligus menerimanya sebagai sesuatu yang tak terbendung, seseorang dapat menemukan kepuasan melalui makna pribadi sementara yang dibangun dalam proses tersebut. Kierkegaard, di sisi lain, menganggap solusi ini sebagai "kegilaan setan", Dia paling marah karena memikirkan bahwa keabadian mungkin mengambilnya untuk mengambil kesengsaraannya darinya.
Menurut absurdisme, manusia sepanjang sejarah berusaha untuk menemukan makna hidup. Pencarian ini biasanya berakhir satu dari dua kemungkinan : 1. Hidup ini tidak bermakna, 2. Hidup ini memiliki tujuan yang berasal dari kekuatan yang lebih tinggi
Bagi Albert Camus, manusia dapat menciptakan makna dalam kehidupan mereka sendiri, yang mungkin tidak obyektif (seandainya makna obyektif itu ada) namun dapat membuat hidup lebih berharga dan layak diperjuangkan.
- Freedom
Jalan paling pendek bagi seorang untuk bebas dari absurditas adalah menerimanya. Albert Camus memperkenalkan gagasan "Acceptance without resignation" (Menerima tanpa menyerah) sebagai jalan untuk mengakui absurditas.
Kebebasan terbangun dalam kemampuan alami manusia untuk menciptakan, makna, tujuan serta memutuskan pilihan dalam hidup sendiri. Meski mengakui absurditas pencarian makna tertinggi, namun tetap tak menyerah mencari, orang dapat bergembira secara bertahap mengembangkan makna dari penggaliannya sendiri.
- Harapan
Penolakan terhadap harapan dalam absurditas berarti penolakan untuk percaya apapun melebihi ada yang ada dalam kehidupannya yang absurd.
Harapan sendiri tidak berlawanan atau berhubungan dengan keputusan. Orang masih bisa sepenuhnya hidup sambil menolak harapan karena harapan dipahami oleh para absurdis sebagai metode pengecut yang lain untuk lari dari absurditas.
Dengan tanpa memiliki harapan, orang akan termotivasi untuk hidup sepenuhnya di setiap momen peristiwa yang dihadapi saat ini.
- Pemberontakan (Rebel)
Pemberontakan merupakan respon terhadap yang absurd. Manusia pemberontak adalah yang berkata "ya" Terhadap kehidupan, namun sebaliknya secara bersamaan juga menyambutnya dengan "tidak" Yaitu men"tidak" Adakan penderitaan, ketidakadilan, dan keterpurukan lainnya.
Untuk mewujudkan kebahagiaan, manusia pemberontak tidak pernah menoleh kepada hal hal adikodrati dan tidak juga kepada negara. Seorang pemberontak kata Albert Camus, percaya ada "kebaikan" Yang lebih penting dari takdirnya sendiri.
- Moral dan Integritas
Seorang absurdis tidak dituntun oleh aturan moral, namun oleh integritasnya sendiri. Karena seorang absurdis merupakan amoral meskipun tidak secara niscaya immoral.
Moralitas mengimplikasikan pemahaman yang kaku tentang baik buruk yang pasti disetiap waktu. Integritas berarti kejujuran terhadap diri sendiri dan konsistensi dalam motivasi yang mendorong pilihan dan tindakan.
Pada 5 Januari 1960, hanya berumur 46 tahun. Ia meninggal akibat kecelakaan di mana mobil yang dikendarainya bersama seorang penerbitnya bernama Michelle Gallimard menabrak pohon.
Sepeninggal nya Albert Camus ia menghasilkan beberapa karya yaitu : Orang Asing, Sampar, Mitos Sisifus, Jatuh, The Rebel, The First Men, Mati Bahagia, The Guest, The Stranger, Albert Camus Maria Casares, Summer, Nuptials, Orang Orang Terbungkam, Betwixt and Between, Resisstance, Rebellion and Death, Reflections and Guillotine, Carnets, The Adulterous, Women, The Myth of Sysipus.
"Lebih Baik Aku Ngopi, Daripada Bunuh Diri"
- Albert Camus