Para wanita tangguh yang patut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia
Pinusi.com – Dalam memperjuangkan kemerdekaan, pahlawan kita telah melakukan segalanya yang terbaik.
Tidak hanya para pahlawan lelaki yang berjuang, namun ada pahlawan wanita turut berjuang. Sejarah yang tertulis selalu kita ingat di hari kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus dan juga di hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November.
Para pahlawan wanita ini patut untuk kita banggakan dan kenang perjuangannya.
Melansir Popmama, inilah tiga pahlawan wanita dari sekian banyak pahlawan yang harus kamu ketahui.
Martha Christina Tiahahu
Pahlawan wanita Indonesia yang satu ini berasal dari Desa Abubu, Pulau Nusa Laut yang lahir pada 4 Januari 1800.
Pada saat melawan penjahat Belanda, Martha berani mengangkat senjata dan saat itu usia nya baru menginjak 17 tahun. Tidak hanya itu, Martha juga tidak pernah berhenti untuk memberikan semangat kepada kaum wanita guna membantu para lelaki di media pertempuran.
Kemudian, saat masa perjuangan, sang papa Martha, Kapiten Paulus Tiahahu harus meninggalkan Martha karena mendapatkan hukuman mati oleh Belanda.
Mulai saat itu, Martha mengalami masalah kesehatan fisik dan mental, hingga akhirnya ia tertangkap dengan 39 orang lainnya dan menaiki kapal Eversten ke Pulau Jawa untuk melakukan pekerjaan paksa di perkebunan kopi.
Kondisi Martha semakin memburuk selama berada di atas kapal. menurut sejarah, hal ini terjadi karena Martha yang tidak ingin makan dan diobati.
Akhirnya, ia pun mengembuskan nafas terakhirnya pada 2 Januari 1818.
Cut Nyak Meutia
Tidak hanya Cut Nyak Dhien, Ache juga memiliki Cut Nyak Meutia sebagai pahlawan wanita yang berjuang di medan perang.
Pada awalnya, Cut Nyak Meutia berjuang bersama dengan suami, Teuku Muhammad dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda. Namun sayang, Teuku gugur karena tertangkap dan mendapat hukuman mati pada tahun 1905.
Setelah itu, Cut Nyak Meutia menikah lagi dengan Pang Naggroe dan berperang bersama melawan Korps Marechausee. Namun sayangnya, ia kembali kehilangan sang suami di tahun 1910.
Lalu, setelah itu terjadi, Cut Nyak Meutia terus melakukan perjuangan dengan sisa pasukan yang ada dan pada akhirnya ia pun gugur pada 24 Oktober 1910.
Raden Dewi Sartika
Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan nama pahlawan wanita Indonesia yang satu ini. Raden Dewi Sartika, seorang wanita yang sangat peduli dengan pendidikan kaum perempuan.
Dewi Sartika berhasil mendirikan sekolah bernama Sekola Isteri di Pendopo pada 16 Januari 1904.
Tidak hanya R.A Kartika, Dewi Sartikan tak ingin hanya laki – laki yang mendapatkan pendidikan, namun perempuan juga harus mendapatkan hak yang setara agak bisa memperjuangankan dirinya sendiri.
Setelah itu, karena jasanya yang memperjuangkan pendidikan bagi perempuan pribumi, ia pun mendapatkan gelar Orde van Oranje – Nassau. Selanjutnya, Dewi Sartika juga mendapat pengakian sebagai Pahlawan Nasional pada 1 Desember 1966.
Akhirnya, Dewi Sartika menghembuskan napas terakhirnya pada 11 September 1947.
Itulah tiga pahlwan wanita Indonesia yang bisa kita jadikan panutan dan mengharumkan nama Indonesia.