PINUSI.COM - Sejak awal kemunculan cerita kisah "KKN di Desa Penari", banyak misteri-misteri yang membuat publik penasaran, baik itu soal lokasi sebenarnya, sampai kini filmnya dirilis.
Kisah KKN di Desa Penari pertama kali dipublikasikan melalui sebuah utas yang ditulis akun Twitter @simpleM81378523 pada 20 Juli 2019. Karena kisah yang menarik, utas tersebut mendapat respons berupa 23ribu retweet dan 64ribu like.
Sejak dirilis 30 April lalu, tercatat sudah ditonton lebih dari 6,2 orang. Jumlah ini membuat film yang dibintangi Achmad Megantara, Aghniny Haque, Tissa Biani dan Adinda Thomas ini menyandang predikat sebagai film horor terlaris sepanjang masa.
Belum terungkap di mana lokasi asli dari KKN yang diklaim dilakukan pada tahun 2007 itu dilakukan, petunjuk yang diberikan SimpeMan hanya inisial-inisial nama kota dan desa di Jawa Timur. Kini, rasa penasarann publik ditambah dengan mencari tahu di mana lokasi syuting film ini.
Dirangkum dari berbagai sumber, lokasi syuting dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang tersebar di 3 kabupaten, masing-masing Gunungkidul, Bantul, dan juga Sleman. Di Gunungkidul ada di Dusun Ngluweng, Kelurahan Ngleri dan kawasan Hutan Wanagama, Kapanewon Playen.
Sementara di Kabupaten Bantul lokasi pengambilan gambar berada di Hutan Pinus kawasan Mangunan dan wisata Batu kapal Piyungan. Sementara di Sleman berada di kawasan obyek wisata Kali Kuning.
Proses syuting sendiri dilaksanakan pada bulan November 2019 yang lalu. Di mana kru dan artis pemeran utama Film KKN di Desa Penari tinggal selama satu bulan di dusun Ngluweng, Playen, Wonosari, Gunungkidul.
Empat rumah warga digunakan sebagai lokasi syuting. Keempat rumah warga tersebut masing-masing milik warga bernama Ngadinah, Ngatimin, Marsono dan Ngadiyo. Namun rumah Ngadiyolah yang digunakan untuk rumah sentra syuting film KKN di Desa Penari.
Rumah Ngadinah digunakan sebagai lokasi Pak Prabu menyambut KKN dan menjadi posko KKN perempuan. Rumah Ngatimin digunakan untuk Posko KKN lelaki sebelum mereka pindah ke Posko KKN lebih besar.
Rumah Ngadiyo menjadi sentra utama pengambilan gambar adegan di mana ada warga mengintip Widya namun yang terlihat hanya ular besar, tempat Bayu melempar kepala monyet dan tempat tubuh Bima dan Ayu terbujur kaku sebelum meninggal dunia.