PINUSI.COM - Bos Tesla, Elon Musk, memang dikenal sebagai orang yang nyentrik, nyeleneh dan kontroversial. Dari sifatnya itu, berdampak kurang baik pada nasib karyawannya.
Elon Musk sempat berencana memangkas jumlah karyawannya sebesar 10 persen beberapa waktu lalu. Namun, salah satu orang terkaya di muka bumi itu membatalkan rencananya.
Tapi, tepat di hari ulang tahunnya pada 28 Juni, pria kelahiran Afrika Selatan itu justru membuat rencana tersebut jadi kenyataan.
Dikutip Straits Times, Tesla dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan ratusan pekerja khusus tim Autopilot bersamaan dengan penutupan pabrik pembuat kendaraan listrik (EV) di San Mateo,California, Amerika Serikat.
Ada sekitar 200 pekerja yang terkena dampak PHK perusahaan. Kebanyakan dari mereka merupakan pekerja spesialis anotasi data yang bekerja di tim Autopilot, baik berstatus karyawan tetap maupun kontrak.
Hal tersebut sontak saja mengejutkan banyak pihak, terlebih PHK massal ini merupakan terbesar yang pernah terjadi di perusahaan besutan Elon. Karyawan yang terkena dampak mengetahui kabar tersebut Selasa (28/6/2022), bertepatan dengan hari ulang tahun Elon Musk.
Sebelum pemangkasan jumlah karyawan, kantor Tesla di San Mateo, California memiliki sekitar 350 karyawan.
Seperti diketahui, Elon Musk mengatakan jika dirinya punya firasat buruk terkait kondisi ekonomi Amerika Serikat. Menurutnya, Tesla perlu memangkas setidaknya 10 persen jumlah karyawan tetap dengan alasan kelebihan staf.