PINUSI.COM - Google menghadapi kontroversi karena Gemini, model Kecerdasan Buatan (AI) besutan mereka, membuat gambar yang tidak sesuai dengan sejarah.
Gambar-gambar yang dihasilkan oleh Gemini AI dianggap menyinggung isu rasial dan diskriminatif.
Salah satu contoh gambar yang menuai kritik adalah hasil pencarian untuk tentara Jerman era Nazi pada 1943.
Gambar yang ditampilkan oleh Gemini AI tidak akurat, karena menampilkan orang dengan kulit berwarna dan wanita dengan seragam tentara.
Padahal, pada masa itu, tentara Jerman Nazi sangat rasis dan tidak menerima orang-orang yang berbeda dari mereka.
John Lu, pengguna X yang pertama kali menemukan gambar tersebut, mengatakan Gemini AI tidak mempertimbangkan konteks sejarah.
Ia menduga Gemini AI menggunakan algoritma yang bertujuan menciptakan keberagaman, tetapi Google tidak memperhatikan topik yang dicari.
Gemini AI, yang sebelumnya dikenal sebagai Bard, adalah chatbot buatan Google yang bisa menghasilkan gambar AI secara gratis dengan sistem input teks.
Gemini AI bisa membuat gambar dari berbagai macam hal, mulai dari hewan, benda, hingga orang.
Namun, gambar-gambar yang dihasilkan oleh Gemini AI tidak selalu akurat atau relevan dengan teks yang dimasukkan.
Google pun angkat bicara mengenai masalah ini. Melalui akun media sosial mereka, Google meminta maaf kepada publik.
"Generasi citra Al Gemini memang menghasilkan banyak orang."
"Dan itu umumnya merupakan hal yang baik, karena orang-orang di seluruh dunia menggunakannya."
"Tapi itu tidak tepat sasaran di sini," kata tim Komunikasi Google pada Kamis 22 Februari.
Google mengatakan, mereka sedang berusaha segera menyempurnakan penggambaran semacam ini.
Google juga mengharapkan pengguna Gemini AI bisa memberikan masukan atau umpan balik yang konstruktif, untuk meningkatkan kualitas gambar AI.
Gemini AI merupakan salah satu produk AI buatan Google yang sedang dipromosikan.
Google mengeklaim Gemini AI bisa menjadi teman atau asisten virtual yang bisa membantu pengguna dengan berbagai hal.
Namun, dengan adanya kritikan ini, Google harus lebih berhati-hati dalam mengembangkan dan menyajikan produk AI mereka. (*)