PINUSI.COM - Survei tahunan tentang keadaan industri gim yang juga dikenal sebagai State of the Game Industry, dirilis oleh Game Developers Conference (GDC).
Dari 3.000 orang yang menjawab, 84% menyatakan mereka agak atau sangat prihatin dengan etika penggunaan kecerdasan buatan alias AI generatif di industri gim.
Hasil survei tersebut menjelaskan kekhawatiran pengembang, termasuk kemungkinan AI akan menggantikan pekerja manusia dan memperburuk PHK, atau kemungkinan pengembang akan didakwa atas pelanggaran hak cipta.
Pengembang juga khawatir AI dapat mengambil data gim mereka tanpa izin.
Responden yang bekerja di bidang teknis seperti pemasaran, pemrograman, dan bisnis, umumnya berpendapat AI akan berdampak positif pada pekerjaan mereka.
Sebaliknya, responden yang bekerja di bidang kreatif seperti seni, narasi, dan jaminan kualitas, berpendapat AI akan berdampak negatif pada pekerjaan mereka.
33 persen responden survei menggunakan Unity atau Unreal Engine saat mengembangkan software mesin video game.
Survei tersebut menunjukkan, sepertiga pengembang yang disurvei telah mempertimbangkan mengubah atau mengganti software mesin gim mereka, karena Unity mengumumkan kebijakan biaya runtime yang membuat heboh industri, dan membuat marah sejumlah pengembang indie.
Selain AI, para pengembang juga khawatir tentang krisis PHK di industri ini.
Lebih dari 90% orang yang menjawab mengatakan, mereka terkena PHK secara pribadi dan di perusahaan mereka.
Namun, survei ini dilakukan pada September 2023, bersamaan dengan pengumuman Epic Games tentang pemutusan lebih dari 800 pekerja dan pemecatan di Unity, Embracer Group, dan Bungie Studios. (*)