PINUSI.COM - Tahun ini, penipuan siber akan meningkat. Perkembangan baru-baru ini dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) tampaknya menjadi penyebabnya.
Laporan dari National Cyber Security Center (NCSC), yang merupakan bagian dari badan intelijen GCHQ Inggris, menghasilkan peringatan ini. AI akan meningkatkan serangan siber dan menghapus hambatan, memungkinkan peretas masuk ke sistem.
Selain itu, hambatan yang mudah ditembus itu akan menyebabkan peningkatan serangan ransomware di seluruh dunia.
Peretas oportunistik, yang belum tentu memiliki kemampuan melakukan serangan tingkat tinggi, akan melakukan serangan.
Peretas yang didukung negara akan melakukan tindakan kriminal yang lebih besar. Dengan kata lain, memanfaatkan AI untuk operasi siber tingkat lanjut yang dilakukan pada jaringan, seperti membuat malware.
Pengembangan AI yang begitu pesat dapat membahayakan keamanan pengguna internet. Menurut Reuters, badan intelijen di seluruh dunia sedang mempertimbangkan kemungkinan terkait algoritma.
Dengan kemampuan ini, Anda akan dapat berinteraksi dengan orang lain seperti model bahasa besar atau LLM.
Beberapa pemerintah juga memperhatikan keamanan penggunaan AI. Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada tengah mengamati cara peretas memanfaatkan teknologi tersebut.(*)