PINUSI.COM - Rekayasa sosial dinilai masih perlu diperhatikan, meskipun ancaman online yang diidentifikasi telah berkurang sejak era pandemi.
Sepanjang 2023, pengguna Indonesia ditargetkan dengan hampir 30 juta ancaman online, menurut data yang dikumpulkan oleh perusahaan keamanan siber asal Rusia Kaspersky.
Dalam siaran persnya, Kaspersky menyatakan negara ini memiliki jumlah deteksi terendah sejak era pandemi muncul pada 2020.
Rinciannya, dari Januari hingga Desember 2023, solusi perusahaan keamanan siber menghentikan 29.426.930 deteksi ancaman online, turun 28,30% dari 41.039.452 deteksi pada periode yang sama tahun 2022.
Secara keseluruhan, dari Januari hingga Desember 2023, 31,4 persen pengguna terkena serangan internet.
Meskipun demikian, pada 2021, tahun kedua pandemi global, mayoritas serangan siber yang menargetkan pengguna internet di Indonesia terjadi.
Perusahaan mengeklaim banyak tantangan keamanan muncul sebagai akibat dari peralihan perusahaan dalam negeri ke sistem kerja jarak jauh.
Berikut ini jumlah deteksi ancaman internet sejak 2020:
- 2020: 34.516.232 deteksi;
- 2021: 42.983.721 deteksi;
- 2022: 41.039.452 deteksi; dan
- 2023: 29.426.930 deteksi. (*)