PINUSI.COM - Keseharian yang dilakukan pendiri Binance, Changpeng Zhao, akan membuat situasi semakin rumit.
Zhao harus menyerahkan paspornya dan mengenakan alat pelacak jika dia tidak ingin ditahan.
Dalam kesepakatan penyelesaian kasus di luar pengadilan yang dibuat antara jaksa dan Binance, tindakan yang harus dilakukan Zhao diatur dalam kesepakatan tersebut, yang akhirnya disetujui oleh hakim.
Hakim Seattle Richard Jones menyetujui persyaratan Binance untuk membayar denda US$ 1,81 miliar dan menyerahkan US$ 2,51 miliar sebagai aset sitaan.
Hakim juga menyetujui perubahan syarat jaminan Zhao.
Jaksa menyatakan, perubahan tersebut dilakukan untuk mengubah perintah hakim agar Zhao tetap berada di Amerika Serikat, dan tetap di bawah pengawasan petugas pengadilan, hingga jadwal sidang pada 30 April 2024.
Kondisi tambahannya, Zhao harus memberi tahu rencana perjalanannya tiga hari sebelum meninggalkan rumah, menyerahkan paspornya, dan tetap tinggal di 'kediaman' yang disetujui.
Selain itu, petugas pra-sidang menyarankan agar Zhao memakai pelacak lokasi.
Hingga saat ini, Zhao masih dibebaskan dari penjara karena telah membayar jaminan senilai US$ 175 juta.
Pada November lalu, pria yang juga dikenal sebagai CZ ini mengaku bersalah atas tuduhan pencucian uang.
Pengakuan bersalah Zhao adalah bagian dari perjanjian yang dibuat antara Binance dan otoritas hukum AS.
Binance mengaku bersalah agar penegak hukum AS menghentikan penyelidikan kriminal terkait aktivitasnya.
Investigasi dimulai setelah bursa kripto terbesar di dunia tersebut tidak melaporkan sekitar 100.000 transaksi mencurigakan yang melibatkan kelompok teroris, yang diidentifikasi oleh pemerintah AS seperti Al Qaeda dan ISIS.
Selain itu, konten eksploitasi seksual anak juga dijual di Binance, yang juga menerima sebagian besar kripto yang dihasilkan oleh peretas yang dikenal sebagai ransomware. (*)