PINUS.COM - Pinusian pengguna skuter matik pasti tak asing lagi dengan istilah bubut derajat pulley.
Diaplikasikan untuk area CVT, kira-kira apa saja pengaruh dan dampaknya terhadap motor ya?
Melakukan bubut derajat atau sudut kemiringan pulley depan pada CVT motor matik adalah proses yang punya efek sama, seperti mengganti rasio final gear di motor berpenggerak rantai yang diaplikasikan ke skutik.
Umumnya, bengkel spesialis matik melakukan bubut pulley depan dengan derajat kemiringan lebih kecil dari angka standar pabrikan.
“Perhitungannya biasanya tak terlalu jauh bedanya buat motor spesifikasi harian, berbeda dengan motor kompetisi yang banyak ubahannya,” ujar salah satu mekanik Wahana Honda Ciputat.
Angka derajat kemiringan pulley depan diklaim tak bisa asal oprek, harus disesuaikan dengan kebutuhan motornya.
Misalnya saja, ukuran pulley depan standar 14 derajat, lalu dibubut sehingga jadi 13,5 hingga 13,8 derajat.
"Tentu kami dari bengkel resmi tidak merekomendasikan hal tersebut, kami tidak bisa mengubah atau melakukan modifikasi yang sudah jadi ketetapan pabrik," ujarnya.
Saat ditanya mengenai efek samping, Ia menjawab dengan ubahan tersebut, masa pakai atau usia parts, ada yang kurang awet.
Hal itu tentunya berdampak kepada kerugian konsumen atau pemilik motor.
"Efek negatif yang bakal muncul, contohnya masa pakai driven belt."
"Standarnya bisa mencapai jarak tempuh 17 ribu hingga 18 ribu kilometer, namun jika sudah dilakukan modifikasi tersebut, hanya bisa bertahan sampai maksimal 15 ribuan kilometer."
"Memang ada yang beranggapan tidak terpaut begitu jauh, namun tetap jadi kerugian tersendiri bagi pemiliknya," jelasnya.
Semua ubahan yang dilakukan pada sebuah komponen sepeda motor tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Semua berjalan beriringan, dan tinggal kita sebagai pengguna memutuskan untuk melakukan hal tersebut atau tidak. (*)