PINUSI.COM - Google memblokir lebih dari 100 aplikasi yang berbasis di India, karena dianggap melanggar kebijakan raksasa mesin pencari yang mengharuskan pengguna membayar biaya layanan, saat melakukan transaksi di dalam aplikasi.
Akibatnya, kelompok perwakilan startup India (ADIF) mengajukan permintaan kepada lembaga pengawas negaranya, untuk meminta Google mengembalikan aplikasi ke PlayStore.
Selain itu, kelompok tersebut meminta Google menghentikan kebijakannya, yang menyatakan startup asal India itu telah melanggar hukum.
Komisi Kompetisi India (CCI) mendengar masalah ini dari perusahaan startup India.
Berbulan-bulan telah dihabiskan oleh lembaga untuk mempelajari keluhan para startup.
Mereka menuduh Google melanggar aturan yang dibuat pada 2022 lalu, yang melarang startup menggunakan metode pembayaran alternatif di luar sistemnya.
Google membantah mereka melanggar aturan tersebut.
Akibatnya, ADIF mengirim surat kepada CCI pada 1 Maret lalu, dan menyatakan keputusan Google untuk memblokir ratusan aplikasi berbasis India, merupakan tindakan yang tidak adil dan anti-kompetisi.
Google tidak memberikan pernyataan terkait surat tersebut. Adif dan CCI juga tidak menanggapi permintaan komentar segera.
Rivalitas antara Google dan startup India berpusat pada tuntutan agar perusahaan raksasa Mountain View berhenti mengambil komisi antara 11 dan 26 persen dari setiap pembayaran yang dilakukan melalui aplikasi.
Sebelumnya, pemerintah meminta Google mengurangi biaya sebesar 15 hingga 30 persen.
Kementerian IT India juga mengkritik tindakan baru Google yang memblokir ratusan aplikasi yang dibuat oleh orang-orang lokal. (*)