PINUSI.COM - Arus mudik Lebaran 2024 di Indonesia tidak semata-mata diramaikan oleh mobil kelas MPV (multi purpose vehicle) atau SUV (sport utility vehicle).
Segmen mobil LCGC (low cost green car) pun kini turut meramaikan arus mudik jika melihat dari segi ekonomisnya.
Pembalap Rifat Sungkar mengatakan, LCGC pada dasarnya adalah kendaraan yang didesain untuk di perkotaan.
Jika menggunakan mobil LCGC untuk pulang kampung atau keluar kota, menurutnya perlu diketahui faktor risiko apa yang akan dihadapi.
“Perlu diingat, bahwa pada dasarnya mobil LCGC ini minim fitur keselamatan."
"Travel suspensi mobil jenis ini juga pendek, sehinggga membuat penumpang di dalamnya merasa tidak nyaman," ungkap Rifat.
Ukuran bannya pun kecil, padahal seperti kita ketahui bersama, kerusakan jalan banyak, bahkan lubang-lubang, yang terdapat di jalan-jalan luar kota, dan ukurannya bisa lebih besar daripada ban mobil LCGC.
Jadi, bisa dibilang faktor risiko menggunakan mobil LCGC untuk pulang kampung sangat tinggi.
Sebenarnya bukan LCGC saja, karena bahaya di perjalanan bisa terjadi kepada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.
Rifat memohon apa pun jenis kendaraan yang digunakan, lakukanlah manajemen waktu dengan baik.
“Saya imbau agar Anda tidak terburu-buru, tidak tergesa-gesa saat melakukan mudik."
"Ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan dan persiapkan dengan baik, yaitu preparation, reaction, dan anticipation,” beber Rifat.
Hal sederhana yang dapat Pinusian lakukan, seperti melakukan istirahat 15 menit setelah berkendara selama 3 jam, untuk sekadar mengisi ulang tenaga dan menarik napas.
“Kita bukan robot dan itu adalah body hour kita."
"Jangan pernah memaksa dan ngotot."
"Istirahat itu alamiah. Lebih baik sabar sedikit daripada membahayakan diri sendiri atau orang-orang di sekitar,” terangnya.
Soal jalan tol dengan rute baru, ia mengatakan faktor risiko yang membahayakan dari sebuah jalan tol adalah cross wind atau angin yang bertiup dari samping.
“Saya mengimbau bagi Anda yang melewati jalan tol baru untuk selalu waspada, karena biasanya jalan tol baru itu punya titik-titik rawan yang kita tidak tahu di mana," tambahnya.
Dan biasanya, menurut dia, bahaya yang paling mengancam adalah gejala cross wind atau angin samping, dan kita tidak akan pernah tahu seberapa kencang angin bertiup ke arah kita.
"Jadi, mohon untuk jaga kecepatan kendaraan Anda dan patuhilah rambu-rambu di tol," imbaunya.
Terlepas dari itu semua, Rifat mengingatkan untuk selalu menyiapkan moral sebagai pengemudi.
Karena sebagai pengemudi, kita juga bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut keselamatan. (*)