PINUSI.COM - Setelah mengalami kerugian sebesar Rp71,6 miliar pada 2022, Bank Digital BCA, juga dikenal sebagai Blue Bank, mencatatkan laba bersih sebesar Rp46,04 miliar pada 2023.
Pendapatan berbasis komisi, atau pendapatan yang didasarkan pada komisi, juga meningkat 154,83% menjadi Rp19,55 miliar pada 2023, dari Rp7,67 miliar pada 2022.
Pada rasio profitabilitas, BCA Digital mencatatkan peningkatan rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE), menjadi 1,16% pada tahun 2023, dari yang sebelumnya berada di bawah 1,8%.
Selanjutnya, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) BCA digital kembali ke level 0,18%, turun dari zona negatif 0,83% pada 2022.
Rasio margin bunga bersih, juga dikenal sebagai net interest margin atau NIM, tercatat naik 200 basis poin (bps) menjadi 5,36% pada 2023, dari 3,36% pada 2022.
BCA Digital berhasil menekan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) hingga 1.877 bps, turun dari 116,43% pada 2022, menjadi 97,66% pada 2023.Pengurangan BOPO menunjukkan peningkatan efisiensi operasional perbankan.
Dalam hal intermediasi, BCA Digital menyalurkan total kredit sebesar Rp4,64 triliun pada 2023, tumbuh 43,31% dari tahun sebelumnya, Rp3,24 triliun.
Akibatnya, aset bank naik 22,18% menjadi Rp13,51 triliun pada 2023, naik dari Rp11,05 triliun pada tahun sebelumnya.
Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BCA Digital berada di level 1,1%, dan NPL net berada di level 0,21%, seiring dengan peningkatan kredit.
Terakhir, dari segi pendanaan, BCA Digital telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp8,98 triliun, naik 30,94% yoy dibandingkan tahun sebelumnya, Rp6,85 triliun. Selain itu, dana murah atau account savings current (CASA) juga naik 59,27%, atau Rp3,3 triliun pada 2023, dari sebelumnya Rp2,07 triliun pada 2022.(*)