PINUSI.COM - Fraksi Demokrat AS menyelidiki keterlibatan perusahaan SpaceX yang dimiliki Elon Musk, dalam membantu invasi Rusia di Ukraina melalui penggunaan satelit internet Starlink.
Dua politikus Demokrat mengatakan dalam sebuah surat ke perusahaan, petugas intelijen Ukraina mengatakan pasukan militer Rusia menggunakan terminal Starlink di wilayah timur Ukraina.
Keterlibatan Starlink dalam militer Rusia dapat melanggar hukum AS.
Kremlin menolak pasukannya menggunakan Starlink, unit usaha di bawah SpaceX.
Perwakilan SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang surat dari DPR AS.
Sejak Februari 2022, terminal Starlink, yang menawarkan koneksi internet cepat, telah digunakan untuk membantu warga Ukraina menghadapi invasi Rusia.
Pejabat Ukraina sebelumnya menyatakan Rusia mendapatkan akses ke terminal dari negara-negara Arab.
Rusia menanamkan terminal di wilayah sekitar Ukraina, untuk memungkinkan warga setempat mengontrolnya.
Kiev telah meminta SpaceX mencegah Moskow menggunakan layanan Starlink di wilayah yang ditargetkan untuk serangan.
Starlink telah berulang kali menyatakan mereka tidak melakukan hubungan kerja dengan pemerintah atau militer Rusia.
Elon Musk juga menyatakan pada bulan lalu dalam akun X personalnya, informasi tentang penjualan terminal Starlink ke Rusia tidak benar.
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada pekan lalu, dia akan menambah paket bantuan senilai US$ 95 miliar untuk mendukung upaya militer Ukraina menanggapi serangan Rusia.
Pemangku kebijakan Demokrat meminta perusahaan Elon Musk menanggapi dan memberikan penjelasan tentang hubungannya dengan Rusia, paling lambat pada 20 Maret. (*)