PINUSI.COM - Sering dilewati pengguna roda empat, ini dia sejarah tol Jagorawi yang jadi jalan bebas hambatan pertama di Indonesia.
Pertama kali beroperasi pada 9 Maret 1978, tol Jagorawi adalah akronim Jakarta, Bogor, dan Ciawi.
Proyek pembangunan Jalan Tol Jagorawi memakan waktu pengerjaan lima tahun.
Bicara siapa pemrakarsanya, ide jalan tol pertama sebenarnya sudah digagas oleh Gubernur Jakarta era 1950-an, Raden Sudiro.
Sayang sungguh sayang, usulan itu ditolak oleh DPRDS, dengan alasan jalan bebas hambatan justru akan mengganggu lalu lintas.
15 tahun kemudian, ide ini diajukan lagi oleh Menteri PUTL Ir Sutami kepada Presiden Soeharto.
Sutami meminta agar pemerintah membangun jalan bypass Jakarta-Bogor, karena kemacetan semakin terasa seiring bertambahnya jumlah kendaraan.
Tercatat 220.000 kendaraan yang melintasi jalan raya Jakarta pada saat itu.
Bahkan, terdapat 9.000 kendaraan melintasi jalan penghubung Jakarta-Bogor per harinya.
Pembangunan tol itu bersamaan dengan wacana dibangunnya pabrik semen yang didanai penanam modal dari Amerika Serikat, Kaiser Cement.
Melalui Kaisar Cement, Indonesia dapat bantuan dana segar dari Amerika Serikat sebesar 28,6 juta dolar AS atau setara Rp5,5 miliar, dengan masa pengembalian 30 tahun dan bunga 3 persen.
Pembangunan Tol Jagorawi akhirnya dimulai pada 1974.
Pemerintah menunjuk kontraktor KorSel Hyundai Construction Co buat pengerjaannya.
Tol Jagorawi digarap oleh total 2.929 pekerja yang terdiri dari tenaga pengawas sampai pelaksana kerjanya.
Rinciannya, 89 Tenaga Pengendalian Bina Marga Kementerian PUTL, 129 Tenaga Pengawas Pekerjaan, dan 2.711 Pelaksana Pekerja asli Indonesia.
Pada 9 Maret 1978, ruas Jakarta (Cawang)-Cibinong sepanjang 27 kilometer diresmikan Soeharto sebagai jalan tol pertama di Indonesia.
Setahun kemudian, ruas Cibinong-Bogor dan Bogor-Ciawi pun diresmikan.
Dari sini juga lahirlah PT Jasa Marga (Persero) Cabang Jagorawi. (*)