PINUSI.COM - Xiaomi mengeklaim mobil listrik perdananya, SU7, telah dipesan oleh lebih dari 70.000 orang pada akhir pekan lalu.
Menurut Lei Jun, pendiri Xiaomi, dalam tiga tahun ke depan, perusahaan akan berkonsentrasi sepenuhnya pada pengembangan mobil listrik di Cina.
Artinya, masyarakat di negara lain tidak dapat memanfaatkan model SU7.
Melalui akun WeChat pribadi, Xiaomi menyatakan tujuan pengiriman mobil listrik SU7 tembus 100.000 pada 2024.
Akhir bulan lalu, Xiaomi meluncurkan SU7, yang memiliki desain mirip Porsche.
Pasar sangat tertarik pada mobil model standar dengan harga di bawah US$ 30.000 (Rp484 jutaan) itu.
Harganya lebih rendah sekitar US$ 4.000 dari unit Tesla Model 3 standar yang tersedia di Cina.
Xiaomi menjamin kualitas SU7 unggul, meskipun harganya lebih rendah, karena mereka menggandeng penyedia yang juga merupakan mitra pabrikan terkenal seperti Mercedes Benz, BMW, dan Audi.
Hal ini semakin menunjukkan betapa kompetitifnya persaingan mobil listrik di Cina.
BYD dan pemain lain seperti Xiaomi juga gila-gilaan meluncurkan mobil listrik.
Bahkan, BYD telah berkembang ke pasar lain, termasuk Indonesia.
Posisi Tesla sebagai raksasa mobil listrik di Amerika Serikat yang juga menggarap pasar Cina, semakin terancam.
Untuk meningkatkan penjualan, Tesla baru-baru ini menggelar diskon untuk beberapa model mobil listriknya di pasar Cina dan AS.
Harga yang dipangkas cukup signifikan, yaitu sekitar US$ 2.000 atau Rp32,4 jutaan.
Namun, penjualan Tesla turun drastis, dan sahamnya turun ke level terendah sejak April 2023.
Selain itu, Tesla melakukan PHK besar-besaran yang melibatkan lebih dari 10 persen karyawannya di seluruh dunia. (*)