PINUSI.COM - PT Bangun Abadi Teknologi Indonesia (MyBATICloud), pemimpin dalam penyediaan Layanan Cloud yang mencakup Multi-Data Center, Cloud (Private, Hybrid, dan Public Cloud), Keamanan Siber, Office Collaboration, Disaster Recovery, Software on Cloud hingga IT Consulting, bersama dengan Acronis mengadakan forum bisnis bertema "Cyber Resilience: Building a Safer Cyber Security for Your Business".
Forum ini menjadi upaya MyBATICloud bersama Acronis Cyber Protect untuk memberikan dukungan terhadap perusahaan-perusahaan yang memiliki strategi bisnis yang terintegrasi serta awareness terhadap keamanan siber.
"Kami memiliki keyakinan mendalam bahwa keamanan siber bukan sekadar fitur tambahan, melainkan fondasi yang tak terpisahkan bagi setiap bisnis di era digital ini. Sebagaimana praktik pengamanan data yang telah menjadi keharusan, keamanan siber memberikan fondasi yang kokoh bagi pengguna dalam berinteraksi dengan komputer, internet, e-services, dan segala aspek teknologi lainnya." tutur Dikky Yulianto, Direktur MyBATICloud mengutip dari rilis yang diterima (18/3/2024).
Seperti diketahui, Singapura, Spanyol dan Brasil telah menjadi target utama dalam serangan malware. Ransomware pun terus menjadi ancaman besar bagi bisnis skala besar dan menengah, termasuk pemerintah, layanan kesehatan, dan organisasi penting lainnya.
Kolaborasi ini bertujuan untuk menggarisbawahi betapa pentingnya keamanan sistem informasi dan teknologi (IT) dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang. Pembasahan mencakup konsep dasar keamanan IT, termasuk definisi dan pentingnya perlindungan terhadap sistem komputer dari ancaman pencurian atau kerusakan perangkat keras, perangkat lunak, atau data elektronik, serta gangguan atau penyimpangan terhadap layanan yang mereka sediakan.
Mendalami Aspek Keamanan Siber dan Tren Terbaru
Dalam "Cyber Resilience: Building a Safer Cyber Security for Your Business" terdapat aspek penting, yakni mengenai keamanan siber yang mencakup pertahanan dalam kedalaman, terminologi penting, evolusi ancaman siber, dan dampak fisik terkait keamanan siber.
Sebagai perusahaan yang pakar dalam perlindungan siber, Acronis memberikan temuan-temuan penting dari laporan ancaman siber H2 2023. Temuan tersebut adalah adanya tren keamanan siber yang secara signifikan terjadi dari Juli 2023 hingga Desember 2023, serta prediksi seperti apa keamanan siber di tahun 2024 ini.
"Kami di Acronis bangga dapat berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesadaran akan keamanan cyber di Indonesia. Forum ini menjadi kesempatan bagi untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman kami dalam melindungi bisnis dari ancaman siber yang semakin kompleks. Kami percaya bahwa dengan berkolaborasi bersama MyBATICloud dan PT Dima Indonesia, kita dapat membangun pondasi keamanan siber yang tangguh bagi bisnis-bisnis di Indonesia, sehingga mereka dapat terus berkembang dalam era digital yang penuh tantangan ini," kata I Putu Pande Budiarta, Cloud Partner Success Manager Acronis.
Laporan Acronis mengatakan kalau sebanyak 28 juta URL telah diblokir pada titik akhir di Q4 2023, yang artinya turun 36% dibandingkan Q4 2022. Sebanyak 33,4% dari seluruh email yang diterima juga disebut sebagai spam, dan 1,5% berisi malware atau tautan phishing.
Acronis pun merilis adanya 1.353 kasus ransomware pada Q4 2023. Dalam laporannya, LockBit, Play, dan ALPHV merupakan kontributor utamanya. Fakta lainnya adalah, ChatGPT dan sistem AI generatif serupa telah digunakan untuk melancarkan serangan siber, membuat konten berbahaya, dan mengotomatiskan serangan.
Forum ini turut memberikan wawasan praktis tentang bagaimana MyBATICloud bersama Acronis membantu organisasi dalam menghadapi ancaman siber mengerikan dari laporan tersebut. Melalui proteksi, perusahaan dapat terhindar dari serangan ransomware, phishing, dan lainnya.
Sementara untuk masa mendatang, laporan ini menyoroti adanya potensi ancaman siber masa depan yang perlu diwaspadai, antara lain Serangan Phishing Canggih, Deepfake untuk Rekayasa Sosial, dan Kerentanan Model AI. Serangan Phishing Canggih merupakan serangan yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat email atau pesan phishing lebih meyakinkan dan terpersonalisasi.
Hal ini membuat pengguna semakin sulit untuk membedakannya dengan email asli. Lalu, Deepfake untuk Rekayasa Sosial mungkin peringatan tentang penggunaan deepfake, yaitu video atau rekaman audio yang dimanipulasi untuk menipu orang untuk tujuan jahat.
Deepfake ini dapat digunakan untuk merusak reputasi seseorang atau mempengaruhi opini publik. Dan yang terakhir Kerentanan Model AI, yakni tentang penjahat siber yang memanfaatkan kelemahan dalam model AI untuk mencuri informasi atau mengganggu operasi.
Selama satu dekade menjadi partner MyBATICloud, PT Dima Indonesia mampu melewati tantangan-tantangan bisnis yang ada. Perusahaan yang selama ini fokus mendistribusikan merek-merek premium dan memiliki rencana memperluas bisnisnya ke arah impor, manufaktur, distribusi, dan penjualan eceran ini pun memahami betul adanya ancaman siber di masa-masa mendatang.
"Perusahaan telah mengandalkan layanan dari MyBATICloud selama satu dekade, dan kami sangat berterima kasih atas pelayanannya yang memuaskan selama ini. Setelah mendengarkan paparan tentang meningkatnya ancaman kejahatan siber, kami terbuka untuk menjelajahi layanan keamanan siber guna melindungi data dan operasional bisnis kami dengan lebih baik,” ujar Benny Irawan, IT Manager PT Dima Indonesia.
Forum bisnis menyimpulkan kalau AI akan memainkan peran penting dalam serangan siber di masa depan. Peretas akan mengembangkan metode yang lebih canggih untuk melewati langkah-langkah keamanan. Untuk itu, organisasi perlu bersiap menghadapi ancaman yang muncul ini dengan memiliki pertahanan keamanan siber yang lebih luas. (*)