PINUSI.COM - Amerika Serikat (AS) sedang mempercepat pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk kebutuhan militernya.
Tujuannya adalah untuk memiliki lebih dari 1.000 pesawat perang tanpa awak yang diperasikan AI, pada 2028.
Tidak ada lagi pilot manusia, karena AS baru-baru ini meluncurkan uji coba jet tempur F-16 yang dikontrol oleh AI.
Sejak awal 1990-an, kecerdasan buatan telah dikembangkan untuk keperluan militer.
Teknologi ini paling banyak digunakan oleh Angkatan Udara (Air Force).
Namun, perkembangannya masih terbatas pada saat itu.
Dengan lebih banyak pengembangan AI untuk tujuan komersil di masa depan, sektor militer akan mendorong teknologi masa depan tersebut lebih jauh lagi.
Dalam pengujian yang dilakukan di fasilitas pangkalan udara Edwards Air Force, berbagai simulator dan alat pengintaian digunakan untuk mengajar personel kecerdasan buatan untuk menerbangkan jet tempur.
Alat yang disebut Vista adalah pengontrol AI untuk jet tempur F-16, yang memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan lebih dari 550 mil per jam, hampir sama dengan kemampuan pilot manusia yang biasa mengoperasikan F-16.
Kendall yakin militer AU dapat mempercayai alat AI, setelah melihat kemampuan pilotnya secara langsung.
Oleh karena itu, banyak orang masih mendebatkan penggunaan AI dalam alat perang.
Ada banyak organisasi yang mengecam hal ini juga.
Namun, Kendall menyatakan tetap ada orang yang akan memantau sistem AI saat senjata digunakan.
Penggunaan AI dalam industri militer disebutkan akan meningkatkan keamanan, mengurangi biaya, dan menjadi lebih efektif dalam mengatur strategi. (*)