PINUSI.COM - Minggu (12/5/2024) lalu, matahari mengeluarkan sinar matahari yang sangat besar, yang mencapai puncaknya pada pukul 12.26 waktu Amerika Serikat.
Menggunakan satelit, Observatorium Dinamika Matahari NASA, pengamat matahari, berhasil mendokumentasikan peristiwa penting tersebut.
Sepertinya ada semburan api yang kencang dan mengeluarkan banyak energi di sekitar Matahari.
Erupsi dan semburan api ini dapat memengaruhi jaringan radio, listrik, dan sinyal nagivasi, sehingga membahayakan astronot dan awak luar angkasa.
Jilatan api ini dikategorikan sebagai X1.0, dengan level X, menunjukkan intensitas jilatan yang mengerikan.
Sebaliknya, angka di belakangnya menunjukkan tingkat kekuatannya.
Bintik di permukaan matahari yang telah muncul dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh sinar matahari, bahkan dianggap sebagai salah satu bintik terbesar dan teraktif di siklus Matahari.
Peristiwa Carrington adalah nama peristiwa sebelumnya yang serupa yang terjadi pada 1859.
Suar matahari kelas X dilepaskan oleh bintik matahari ini, yang menyebabkan radio mati di Bumi.
Seperti yang diamati NASA, letusan matahari yang kuat dapat menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di sisi Bumi yang disinari matahari.
Akibatnya, suar X yang terjadi pada pagi dua hari sebelumnya, menyebabkan pemadaman radio gelombang pendek di seluruh Eropa dan Afrika.
Selama letusan, pancaran sinar-X dan radiasi ultraviolet yang kuat menyebabkan pemadaman radio ini.
Radiasi tersebut bergerak menuju Bumi dengan kecepatan cahaya, dan mengionisasi atau memberikan muatan listrik ke bagian atas atmosfer Bumi.
Sinar-X yang mengionisasi ini tidak sama dengan lontaran massa korona (CME), yaitu lontaran plasma dan medan magnet dari matahari yang bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat, dan sering kali memerlukan waktu beberapa hari untuk sampai ke Bumi. (*)