PINUSI.COM - Seiring pertumbuhan populasi manusia, ketahanan pangan menjadi salah satu masalah utama di planet ini.
Protein adalah masalah ketahanan pangan, dan sumber pangannya menyebabkan kiamat perubahan iklim.
Diet manusia, terutama di masyarakat barat, memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Sebagian besar emisi gas rumah kaca dunia berasal dari peternakan sapi.
Selain itu, pembukaan lahan untuk peternakan juga dikaitkan dengan deforestasi.
Industri peternakan babi juga merusak lingkungan, terutama karena polusi air dari limbah babi.
Industri peternakan ayam juga melakukan hal yang sama.
Natusch dari Macquarie University menyarankan manusia menggunakan ular sebagai sumber protein yang lebih ramah lingkungan.
Ia melakukan penelitian dengan peternakan piton komersial di Vietnam dan Thailand, untuk mengetahui apa yang membedakan ular ternak dari ular liar.
Peneliti menemukan, ular sanca yang diternak dapat tumbuh dengan sangat cepat, dan temuan mereka dipublikasikan dalam laporan penelitian.
Satu alasan ular sanca bisa tumbuh begitu cepat adalah karena ular berdarah dingin atau ectotermal, yang berarti suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan sekitarnya.
Karena berdarah dingin, ular tidak perlu menghasilkan panas di dalamnya.
Artinya, sebagian besar nutrisi yang diterima tubuh mereka, diubah menjadi massa tubuh. (*)