PINUSI.COM - Google mengeklaim memiliki sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) generatif, yang dapat memprediksi cuaca dengan lebih efisien dan lebih cepat.
Sistem Google dilaporkan memiliki kemampuan mendeteksi bencana besar yang sulit diketahui melalui prediksi cuaca.
Google menyatakan, alat pendeteksi berbasis alat yang disebut Scalable Ensemble Envelope Diffusion Sampler (SEEDS) dan metodenya, sebanding dengan model bahasa besar (LLMs) pada alat AI-generatif yang saat ini tersedia di pasar.
SEEDS akan mengumpulkan skenario cuaca lebih cepat daripada model konvensional.
Pada akhir Maret lalu, temuan tim peneliti Google diterbitkan dalam jurnal ilmiah Science Advances.
Saat ini, sangat sulit melakukan prediksi cuaca yang akurat, karena ada banyak variabel yang harus dipertimbangkan untuk mengidentifikasi bencana besar, seperti badai dan gelombang panas.
Cuaca ekstrem menjadi lebih sering karena perubahan iklim semakin parah.
Kemampuan untuk memprediksi 'petaka' berikutnya akan menyelamatkan banyak orang, karena manusia memiliki waktu lebih banyak untuk menyiapkan bencana.
Saat ini, metode tradisional untuk meramalkan cuaca dapat diandalkan untuk skenario normal, seperti mendeteksi musim kemarau yang lebih hangat.
Namun, untuk meramalkan kondisi yang lebih unik, diperlukan alat lebih canggih seperti sistem Google.
Model prediksi SEEDS didasarkan pada pengukuran fisik dari firma pendeteksi cuaca.
Analisis ini menyelidiki bagaimana tekanan permukaan laut dan unit energi potensial per massa medan gravitasi bumi di pertengahan troposfer, berhubungan satu sama lain. (*)