Masyarakat Afghanistan mendapatkan bantuan dari aplikasi Ehtesab untuk beraktivitas.
PINUSI.COM - Setelah kasus Taliban menguasai Ibu Koya Kabul, Afghanistan mendapatkan bantuan dari aplikasi navigasi Ehtesab untuk melakukan aktivitas. Aplikasi tersebut di buat oleh Sara Wahedi setelah dirinya selamat dari bom bunuh diri di Kabul tahun 2018.
Awalnya, aplikasi tersebut di buat dengan tujuan untuk membuat warga tetap terlibat menjembatani kesenjangan komunikasi antara warga dan pejabat publik, dan meminta pertanggungjawaban pejabat pemerintah.
Aplikasi Ehtesab meminta penduduk sekitar untuk melaporkan insiden dari seluruh kota, termasuk semua hal mulai dari telekomunikasi yang salah sampai demonstrasi yang di rencanakan. Setelah itu, laporan ini kemudian akan di verifikasi oleh tim pakar keamanan Ehtesab.
Kini aplikasi tersebut sudah di gunakan oleh warga Afghanistan untuk saling memberi informasi seperti jalan mana yang macet dan titik- tiktik berbahaya.
Ledakan bom yang telah terjadi belum lama ini misalnya, aplikasi itu sudah membantu warga mendapatkan peringatan bahwa akan ada ledakan bomm yang akan terjadi secara berturut-turut. Meski begitu, ledakan itu masih memakan korban hingga lebih dari 70 orang.
Sebanyak 5.000 kali masyarakat di Kabul dan tempat lainnya sudah mengunduh aplikasi tersebut. Namun, perusahaan mengatakan jumlah pengguna mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir.
Sara mengatakan fokus utamanya memberikan laporan yang mempengaruhi akses warga Afghanistan ke makanan, akses ke bank, akses ke pergerakan.
Ia juga mengatakan kami mencoba untuk mengurangi kecemasan sebanyak mungkin dalam kehidupan sehari-hari sebaik mungkin dalam situasi saat ini.
Setelah kasus Taliban mengambil alih Afghanistan, pekerjaan Ehtesab lebih beresiko. Sebelumnya aplikasi ini bisa menggunakan catatan polisi setempat dan informasi dari pejabat pemerintah untuk membantu memverifikasi laporan.
Tetapi saat ini aplikasi itu lebih banyak bergantung pada laporan berita, kedutaan asing dan PBB, banyak di antaranya telah mengurangi kehadiran mereka di Kabul dalam beberapa pekan terakhir.
Tim aplikasi itu saat ini tengah bekerja untuk memastikan bahwa tidak ada laporan yang dikirim oleh pengguna yang dapat dilacak oleh Taliban.
Terlepas dari kesulitan-kesulitan itu, serta kekhawatiran bahwa Taliban dapat menindak internet secara luas seperti yang terjadi pada awal 2000-an, Sara mengatakan bahwa tim tersebut tidak menyerah. (mdp)