BAKTI secara resmi menjadi mitra acara PON XX Papua
PINUSI.COM – Badan Aksebilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah melakukan kegiatan sebagai bentuk dukungan dengan jaringan telekomunikasi dalam acara PON XX Papua.
Anang Latif, Direktur Utama BAKTI mengatakan memang benar mereka memberikan sumber jaringan telekomunikasi sebagai cadangan untuk Pekan Olahraga Nasional XX Papua yang akan terlaksana pada Jumat 15 Oktober 2021.
“Kami BAKTI, Memberikan cadangan (backup) jaringan telekomunikasi,” jelas Anang.
Tentunya, kegiatan dukungan PON XX Papua tidak bisa sembarang berpartisipasi. Untuk BAKTI sendiri, memang secara resmi menjadi mitra dari perhelatan sebagai infrastruktur telekomunikasi seluler dan sejenisnya.
Sebab, operator BAKTI sendiri memiliki jaringan terluas dalam Papua. Oleh sebab itu, pihaknya memakai infrastruktur jaringan berupa tulang punggung telekomunikasi Palapa Ring Timur sebagai cadangan jaringan milik Telkom Grup.
Untuk mekanisme pemberlakuannya sendiri, BAKTI mempunyai beberapa scenario jika terjadi hal, seperti jaringan putus, kelebihan lalu lintah kominikasi dan masih banyak lagi. PON diperkirakan akan menggambil jalur lalu lintas telekomunikasi yang cukup banyak.
Dengan begitu, pada saat penyelengaraan PON XX Papua nanti, pemerintah juga menyiapkan cadangan telekomunikasi, khususnya lokasi penyelenggaran pertandingan, penginapan atlet dan yang berkaitan lainnya.
Di lain waktu dalam kesempatan webinar akhir Agustus kemarin, Kementerian Kominfo menjelaskan bahwa pada pelaksanaan PON XX Papua pada bulan Oktober tersebut, jaringan seluler pendulung aka nada dari Indosat Ooredoo, XL Axiata dan Telkomsel.
Selanjutnya, Kementerian Kominfo bahkan sudah melakukan pengecekan secara langsung ke tempat berlangsungnya PON XX untuk pengukuran sinyal. Dari hasil, Infrastruktur telekomunikasi bisa menjangkau 12.548 titik terjangkau sinyal seluler.
Sebagai informasi, saat ini BAKTI mempunyai target untuk memasang Menara base transceiver station ke 4.200 titik yang mana merupakan wilayah tertinggal telekomunikasi terdepan dan terluar, khususnya di Papua.
(boy)