Besar harapan sektor telemedisin terpadu bisa lahir dari kolaborasi ini
PINUSI.COM - Belum lama ini 28 pengembang aplikasi kesehatan yang tergabung dalam Aliansi Telemedik Indonesia atau ATENSI menjalin kemitraan dengan United Nations Development Programme (UNDP), demi memajukan industri telemedisin di tanah air.
Kemitraan keduanya dikukuhkan dengan penanda tanganan nota kesepahaman (MoU) secara virtual. Masing-masing pihak memberikan perwakilan untuk menanda tangani MoU. Dari pihak UNDP diwakili oleh Resident Representative, Norimasa Shimomura. Sedangkan pihak yang satunya, diwakili oleh Purnawan Junadi, Ketua ATENSI.
Shimomura menjelaskan, kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen UNDP dalam membantu pemerintah Republik Indonesia pada fase pemulihan setelah pandemi Covid-19 serta untuk meningkatkan ketahanan sektor kesehatan di tanah air.
Lalu, dari sisi regulasi industri, sambung dia, UNDP dan ATENSI akan berkolaborasi dalam mendapatkan data dan informasi terverifikasi serta melakukan upaya advokasi bila diperlukan. Hal ini, tutur Shimomura, akan menjadi landasan bagi peraturan yang dibutuhkan untuk membuat ekosistem telemedisin di Indonesia semakin maju.
“Industri telemedisin di Indonesia masih berada di tahap perkembangan awal. Namun demikian, selama pandemi Covid-19, industri ini telah menjadi faktor kunci dalam membantu masyarakat untuk mendapatkan akses kesehatan. Ada banyak hal yang belum kita ketahui saat ini terkait data dan perilaku pengguna telemedisin, ini pula yang membuat kami merasa semakin tertantang untuk terus belajar sehingga dapat menjadikan industri ini sebagai alternatif bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan harga terjangkau dan dapat diandalkan,” ujar Shimomura.
Senada dengan itu, Purnawan menegaskan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan prioritas bersama pemerintah Republik Indonesia dan UNDP terkait inovasi dan penerapan teknologi digital agar Agenda 2030 yang telah ditetapkan dapat tercapai. Telemedisin dia sebut, dapat menjadi platform alternatif untuk membantu masyarakat, terutama yang berada di wilayah terpencil, untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Dia juga menyatakan, selama berkolaborasi, semua anggota ATENSI yang terdiri dari para pelaku industri berkomitmen untuk senantiasa berdiskusi bersama guna merumuskan tantangan-tantangan yang saat ini dihadapi serta menjajaki strategi-strategi yang mungkin dapat diterapkan untuk mengatasinya.
"Kami siap untuk memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sektor telemedisin yang terpadu di Indonesia. Kami berharap kolaborasi ini dapat menjadi sebuah pondasi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dari sektor baru ini,” ujar dia.
Di sisi pemerintah, kemitraan antara kedua pihak tersebut dinilai sebagai sebuah langkah strategis yang perlu dilakukan untuk membangun ekosistem kesehatan yang lebih terpadu, Besar harapan, dengan adanya kerja sama ini, maka akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang dapat memanfaatkan layanan telemedisin, sehingga juga dapat turut menciptakan sektor telemedisin yang lebih terintegrasi di Indonesia.
“Telemedisin merupakan medium yang mampu membantu negara mewujudkan visi dalam memberikan akses kesehatan yang merata bagi masyarakat, baik di kota besar maupun wilayah terpencil terutama di masa pandemi dan harus tetap memastikan bahwa pertumbuhan sektor ini berkelanjutan sehingga dapat terus membantu melengkapi sistem pelayanan kesehatan di tanah air," ujar Mariya Mubarika, Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan.