Nomophobia: Efek Kecanduan Gawai Ternyata Setara Kokain

Oleh CarrisaeltrTuesday, 2nd February 2021 | 09:07 WIB
Nomophobia: Efek Kecanduan Gawai Ternyata Setara Kokain

Nomophobia, jenis penyakit yang mengancam generasi digital. Dampak kemajuan teknologi

PINUSI.COMNomophobia atau no mobile phone phobia adalah penyakit gangguan kecemasan yang mengancam kalangan anak-anak generasi milenial. Merupakan juga salah satu bukti bahwa kemajuan teknologi seperti dua sisi mata uang, memiliki sisi negatif dan positif.

Di zaman digital seperti sekarang ini, banyak para orang tua memanfaatkan gawai atau gadget sebagai sarana ampuh untuk membuat sang buah hati asik sendiri dan tidak rewel sehingga orang tua bisa beraktivitas tanpa terganggu anaknya.

Terkadang menggunakan cara ini, boleh-boleh saja, namun harus tetap dalam pengawasan yang ketat dari orang tua, sebab anak-anak masih belum bisa membedakan mana yang menjadi prioritas dan mana yang tidak.

Jika tidak dalam pengawasan, bukan tidak mungkin anak bisa sangat ketergantungan atau tidak bisa jauh dari gawai. Misal saat mandi atau sekadar buang air, anak harus membawa ponsel mereka.

Nomophobia
Ilustrasi atasi kecanduan gawai pada anak

Mengutip, Psychology Today, sebuah penelitian, prakarsa YouGov, melibatkan 2.163 orang di Inggris dan mendapati hasil sebesar 53 persen pengguna ponsel memiliki kecenderungan rasa cemas ketika ponsel mereka tidak berada di dekatnya, kehabisan daya atau tidak memiliki jaringan.

Studi tersebut juga menemukan bahwa sekitar 58 persen pria dan 47 persen wanita menderita fobia, dan 9 persen lainnya merasa stres saat ponsel mereka mati. Sebanyak 55 persen persen dari mereka yang disurvei menyatakan tetap berhubungan dengan teman atau keluarga sebagai alasan utama mereka menjadi cemas ketika mereka tidak dapat menggunakan ponsel mereka. Bahkan di Amerika jauh lebih buruk, sebanyak 66 persen dari semua orang dewasa menderita nomophobia.

Kecanduan seperti ini bukan perkara sepele, sebab beberapa pakar menyebut bahwa memberikan gawai tanpa pengawasan kepada anak, sama seperti memberi satu gram kokain. Sungguh mengerikan bukan, lantas bagaimana mendeteksi anak sudah kecanduan apa belum?

Ada metode untuk mengukur tingkat kecanduan. Metode yang dikembangkan oleh Iowa State University ini membuat 20 pertanyaan yang dapat orang tua nilai sehingga bisa menakar tingkat kecanduan gawai pada anak.

Cara penilaiannya, berikan skala nilai untuk setiap jawaban dari peertanyaan yang diajukan. Skala 1 (sangat tidak setuju) sampai 7 (setuju), kemudian hitung skornya. Jika hasil skor antara 20 – 60 artinya tidak perlu khawatir.

Namun jika skor 61-100 artinya anak termasuk kategori nomophobia sedang, dan skor 101-120 berarti sang anak perlu mendapatkan perhatian. Berikut 20 pertanyaan yang dapat menilai anak mengalami nomophobia atau tidak:

  • Saya akan merasa tidak nyaman tanpa akses terus-menerus ke informasi melalui smartphone saya.
  • Saya akan kesal jika saya tidak dapat mencari informasi di smartphone saya ketika saya ingin melakukannya.
  • Tidak bisa mendapatkan berita (misalnya, kejadian, cuaca, dll.) di ponsel akan membuat saya gugup.
  •  Saya akan kesal jika saya tidak dapat menggunakan smartphone dan/atau kemampuannya saat saya ingin melakukannya.
  • Kehabisan baterai di smartphone saya akan membuat saya takut.
  • Merasa panik jika saya kehabisan kredit atau mencapai batas data bulanan.
  • Selalu memeriksa dan mencari Wi-Fi jika gawai tidak memiliki sinyal data
  • Jika saya tidak bisa menggunakan smartphone saya, saya akan takut terdampar di suatu tempat.
  • Jika saya tidak dapat memeriksa ponsel saya untuk sementara waktu, saya akan merasa ingin memeriksanya.
  • Merasa cemas karena tidak dapat langsung berkomunikasi dengan keluarga dan atau teman.
  • Khawatir karena keluarga dan/atau teman saya tidak dapat menghubungi saya.
  • Merasa gugup karena saya tidak dapat menerima pesan teks dan panggilan.
  • Menjadi gelisah karena saya tidak bisa berhubungan dengan keluarga dan/atau teman saya.
  • Saya akan gugup karena saya tidak tahu apakah seseorang telah mencoba untuk menghubungi saya.
  • Merasa cemas karena hubungan saya yang dengan keluarga dan teman-teman akan putus.
  • Saya akan gugup karena saya akan terputus dari identitas online saya.
  • Merasa tidak nyaman karena saya tidak bisa mengikuti perkembangan media sosial dan jaringan online.
  • Saya akan merasa canggung karena saya tidak dapat memeriksa pemberitahuan saya untuk pembaruan dari koneksi dan jaringan online saya.
  • Merasa cemas karena saya tidak dapat memeriksa pesan e-mail saya.
  • Saya akan merasa aneh karena saya tidak tahu harus berbuat apa.

Apa bila anak sudah kecanduan, Psikoloh Lisa Strohman memberikan cara mengatasinya dengan tidak meletakkan gawai dekat tempat tidur anak, lalu saat sedang berinteraksi dengan orang lain harus diwajibkan pada sang anak tidak diperbolehkan memegang gawainya. Strohman juga sangat menyarankan para orang tua untuk segera menghapus aplikasi kesukaan anak dan mematikan suara yang menarik perhatian anak terhadap gawainya.

Terkini

China Pamer Desain Pesawat Antariksa Canggih, Bisa Dipakai Ulang!
China Pamer Desain Pesawat Antariksa Canggih, Bisa Dipakai Ulang!
PinTect | in 6 hours
Pulau Rubiah: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
Pulau Rubiah: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Kamu Kunjungi
PinRec | in 6 hours
Wisata Pantai Lhok Mee: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Dikunjungi
Wisata Pantai Lhok Mee: Surga Tersembunyi di Aceh yang Wajib Dikunjungi
PinRec | in 6 hours
Keuangan Bayern Munich Jadi Penghalang Transfer Florian Wirtz, Fokus pada Kontrak Baru Jamal Musiala
Keuangan Bayern Munich Jadi Penghalang Transfer Florian Wirtz, Fokus pada Kontrak Baru Jamal Musiala
PinSport | in 6 hours
Rekomendasi Hotel Mercure BSD City: Hotel Mewah dengan Sentuhan Modern dan Lokasi Strategis
Rekomendasi Hotel Mercure BSD City: Hotel Mewah dengan Sentuhan Modern dan Lokasi Strategis
PinRec | in 6 hours
Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Ditunda, Fokus PSSI Beralih ke Timnas U-20
Proses Naturalisasi Mauro Zijlstra Ditunda, Fokus PSSI Beralih ke Timnas U-20
PinSport | in 6 hours
Ford Kembali ke Indonesia dengan Hadirkan Ranger dan Everest Terbaru: Siap Bersaing di Pasar SUV dan Pickup!
Ford Kembali ke Indonesia dengan Hadirkan Ranger dan Everest Terbaru: Siap Bersaing di Pasar SUV dan Pickup!
PinTect | in 6 hours
7 Fitur Canggih Microsoft Word yang Bikin Hidup Kamu Makin Santai!
7 Fitur Canggih Microsoft Word yang Bikin Hidup Kamu Makin Santai!
PinTect | in 6 hours
Arne Slot Berpeluang Samai Rekor Impresif Ancelotti di Liga Inggris
Arne Slot Berpeluang Samai Rekor Impresif Ancelotti di Liga Inggris
PinSport | in 6 hours
Timnas Basket Indonesia Kalah Tipis dari Korea Selatan 78-86 di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025
Timnas Basket Indonesia Kalah Tipis dari Korea Selatan 78-86 di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025
PinSport | in 3 hours
© 2024 Pinusi.com - All Rights Reserved
Setia mengabarkan berita dan fakta