PINUSI.COM – Digitalisasi manuskrip, menambah daftar panjang upaya memodernisasi berbagai aspek-aspek kehidupan di tanah air. Manuskrip yang merupakan salah satu kekayaan Indonesia sekaligus warisan nenek moyang yang harus dilestarikan. Banyak hal dari manuskrip yang mesti dilestarikan, ialah aksara, bahasa dan tradisi.
Hal itu sedang diwujudkan melalui program Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia (DREAMSEA) oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) University of Hamburg dan lembaga filantropis Arcadia Fund..
Sebagaimana menukil keterangan tertulis Principal Investigator DREAMSEA, Oman Fathurahman, Sejak 2017, pihaknya bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan berbagai komunitas budaya telah berhasil mendigitalkan 193.646 halaman manuskrip dari 58 koleksi milik masyarakat Indonesia.
"DREAMSEA memfasilitasi penyediaan digitalisasi manuskrip untuk dimanfaatkan berbagai keperluan termasuk penyelamatan aksara. Dari ribuan manuskrip yang telah berhasil didigitalisasi oleh DREAMSEA, teridentifikasi 18 jenis aksara yang digunakan. Dan tentu saja, perlu dilakukan tindak lanjut setelah digitalisasi naskah. Digitalisasi aksara adalah salah satu yang dapat diupayakan," ujar Oman.
Selaras dengan itu, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) juga tengah berjuang melakukan digitalisasi aksara nusantara, yang harapannya dapat digunakan dalam berbagai platform digital.
Demi menyukseskannya, butuh sinergi dengan pihak yang ahli pengkajian manuskrip. Dalam hal ini, Manassa yang ahli dalam kajian manuskrip Nusantara berperan sebagai jembatan pengetahuan naskah dan aksara Nusantara.