Komputer super beri akses teknologi lebih luas, bisa untuk meningkatkan kemampuan militer Tiongkok.
PINUSI.COM – Komputer super besutan Tiongkok rupanya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden. Karenanya, AS memasukkan 7 kelompok perusahaan di Tiongkok yang dianggap terlibat pembuatan komputer super, ke dalam daftar hitam (blacklist).
Beberapa ahli berpendapat, kebijakan ini dilandasi kekhawatiran soal kemungkinan Tiongkok mendapatkan akses ke teknologi AS, hingga bisa mengejar kemampuan militer AS. Langkah ini cukup lari dari prediksi seputar gaya kepemimpinan Biden.
Sebab, selama ini banyak yang memperkirakan sikap Biden akan lebih lunak ketimbang pendahulunya Presiden Donald Trump yang begitu agresif mencekal sejumlah perusahaan asal Tiongkok dengan alasan keamanan nasional.
Sebagaimana mengutip BBC, sebanyak 3 perusahaan teknologi dan 4 perusahaan cabang National Supercomputing Center, telah di-blacklist pemerintah AS. Dengan demikian, perusahaan AS dilarang memberikan atau mengekspor teknologi pada 7 organisasi tersebut tanpa persetujuan yang ketat.
Lisensi pun diperlukan jika organisasi Tiongkok ingin menggunakan chip buatan perusahaan AS. Dalam keterangannya, Departemen Perdagangan AS menyebutkan 7 grup itu terlibat membuat teknologi yang dimanfaatkan oleh militer Tiongkok. Bahkan disebutkan juga, turut memfasilitasi program untuk mengembangkan senjata pemusnah massal.
Komputer super sendiri, adalah komputer berperforma tinggi yang bisa melakukan miliaran kalkulasi per detik. Perangkat ini terdiri dari ribuan prosesor yang terkoneksi, berfungsi untuk memperkirakan cuaca dan tren iklim sampai simulasi farmasi atau tes nuklir. Kabarnya, bisa juga membantu pengembangan senjata canggih seperti misil hipersonik.
"Kapabilitas komputer super vital untuk pengembangan banyak malah mungkin hampir semua senjata modern dan keamanan nasional, seperti senjata nuklir dan hipersonik," kata Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo.