PINUSI.COM – Emisi metana meningkat kurun beberapa tahun belakangan, mengalahkan karbon dioksida. Selain berdampak pada pemanasan global, juga memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia.
Selain berasal dari emisi geologis, danau dan tumbuh-tumbuhan, ternyata metana juga dihasilkan dari aktivitas pertambangan, bahan bakar kendaraan, peternakan dan pembuangan sampah. Sayangnya hal ini kurang mendapat perhatian.
Melansir Energy Industry Review, Rabu (21/4/2021), Selain memiliki dampak kesehatan yang signifikan, metana juga memperpendek umur atmosfer sekitar 12 tahun, sehingga efek kesehatan dan iklim dari pembuangannya akan terasa sangat cepat.
"Apa yang perlu kita lakukan sekarang adalah mengulur waktu, sementara kita bergerak menuju lebih banyak perubahan struktural untuk menciptakan ekonomi bersih nol karbon karena akan memakan waktu," kata Scientific Advisory Panel CCAC, Michael Brauer.
Apa bila seluruh masyarakat dunia mampu mengurangi pertumbuhan metana hingga 40 persen, maka dapat menghasilkan dampak positif yang sangat signifikan bagi Bumi dan manusia. Yakni, mencegah pemanasan global sebanyak 0,3 derajat Celcius, mencegah sekitar 180.000 kematian, mencegah 540.000 kunjungan ruang gawat darurat karena asma, mengurangi sebanyak 11.000 pasien rawat inap dari kalangan lansia (lanjut usia) setiap tahunnya.
"Komunitas kualitas udara belum cukup banyak berbicara tentang metana dan komunitas perubahan iklim belum cukup berbicara tentang masalah kualitas udara metana. Diperlukan sinergi di antara strategi, dan itulah mengapa Climate and Clean Air Coalition (CCAC) penting," tandas Nino Künzli, Scientific Advisory Panel CCAC dan Unit Head at the Swiss Tropical and Public Health Institute.