Pinus.com- NBRI (National Battery Research Institute) mengadakan konferensi internasional secara virtual dengan nama ICB – REV (International Conference on Battery for Renewable Energy and Electric Vehicles) pada Selasa (22/06/2021) hingga Kamis (24/06/2021).
Pada hari kedua, Rabu (23/06/2021), Jun Liu, direktur dari Innovation Centre for Battery 500 Consortium, membuka pembahasan pertama tentang Future Energy System and Energy Storage.
Baterai dapat Merubah Masa depan
Beliau menjelaskan tentang baterai generasi selanjutnya yang dapat merubah industri teknologi di masa depan.
Melihat dari kecendrungan penggunaan peralatan sehari-hari yang menggunakan energi listrik dan perusahaan-perusahaan yang berlomba dalam pengembangan jenis baterai yang baru.
Dalam pembahasan tersebut, Jun Liu mengatakan bahwa para peneliti sedang berusaha untuk merubah sistem distribusi energi yang ada saat ini.
Agar nantinya lebih bisa menggunakan secara mobile, dan semua kalangan bisa menggunakannya dengan mudah.
Harapan dengan adanya langkah modernisasi sistem distribusi tenaga ini, dapat mengubah hal-hal seperti tersedianya persaingan yang terbuka antara perusahaan untuk menyediakan service yang baik, serta menghilangkan sentralisasi ketersediaan sumber tenaga yang ada.
Jun Li Menghawatrikan Energi yang Tersimpan Di baterai
Profesor Jun Li sempat memaparkan kekhawatirannya, pasalnya banyak cara dalam penggunaan energi yang tersimpan di dalam baterai.
Akan tetapi tidak ada satupun solusi yang tepat untuk kebutuhan energi di industri saat ini. Maka dari itu sangat penting sekali untuk meningkatkan performa dari penyimpanan energi (Baterai) sekaligus mengurangi biaya pembuatannya.
Penggunaan Material pada Baterai
Pada sesi selanjutnya Profesor Rodrigo Martins, Presiden IUMRS dan European Academy of Science (EurASc), memperjelas pembahasan terkait penggunaan material baterai. Beliau melakukan riset untuk menemukan material yang fungsionalnya lebih luas agar mengoptimalkan bahan material mentah yang ada di market.
Penggunaan Material Ramah Lingkungan Harus Segera di Gencarkan, mengapa ?
Profesor Rodrigo Martins juga menegaskan bahwa penggunaan material yang ramah lingkungan harus digencarkan. Tantangan terbesar dari industri energi saat ini adalah pengaplikasian teknologi penyimpanan energi tanpa limbah.
Sebelumnya terdapat 53.6 juta ton sampah elektronik di 2019, peningkatan terjadi hanya dalam kurun waktu lima tahun. Asia menghasilkan paling banyak sampah, sekitar 24,9 juta ton.
Selanjutnya, Amerika dengan 13,1 Juta ton, Eropa dengan 12 juta ton, Afrika dan Oceania menghasilkan masing-masing 2,9 juta ton dan 0,7 juta ton.
Profesor Radrigo menyayangkan sekali, karena pada akhirnya negara-negara berkembang seperti India, Pakistan, China, Brazil dan Afrika harus menampung limbah tersebut.
Dengan melihat masalah tersebut, Ia mengatakan bahwa penggunaan material dengan fungsi berkelanjutan dan organik mungkin akan menjadi satu-satunya cara untuk keluar dari krisis limbah.
Solusi lainnya adalah dengan menerapkan konsep sirkuit tipis, karena bentuknya yang tidak membutuhkan tempat yang luas, dan ukurannya yang bisa membuat lebih kecil.
Hal ini memungkinkan adanya optimalisasi material yang menggunakan produk-produk yang ia hasilkan, juga pengurangan biaya operasional karena Penggunaan material yang berkurang.