PINUSI.COM – Pemain asal Nigeria, Victor Osimhen akan mengambil tindakan hukum terhadap timnya sendiri setelah klub memposting video yang dianggap mengejeknya di platform TikTok.

Video yang dianggap mengejek ini muncul setelah Osimhen membantu tim Italia meraih gelar juara liga, pencapaian pertama bagi klub dalam tiga dekade.

Meskipun Osimhen merupakan kontributor utama bagi Napoli dengan 31 gol di berbagai kompetisi, ia menjadi objek dalam video yang aneh tersebut. Namun akhirnya video ini telah dihapus yang dibagikan melalui akun resmi klub Serie A di TikTok.

Penyerang Napoli ini menginginkan klarifikasi permintaan maaf dari klub juara Italia tersebut, karena dirinya dan manajemennya ingin klub menjauh dari konten media sosial yang kontroversial.

Roberto Calenda selaku agen Osimhen, mengeluarkan pernyataannya melalui media sosial X pada Selasa malam terkait kejadian ini. "Kejadian yang terjadi pada akun resmi Napoli di platform TikTok hari ini tidak dapat ditoleransi. Sebuah video yang mengejek Victor pertama kali diunggah dan setelahnya, namun sekarang telah terlambat dihapus.

 "Kejadian serius ini menyebabkan kerusakan yang sangat signifikan pada pemain dan memperparah perlakuan yang dialami anak tersebut dalam periode terakhir ini, termasuk uji coba media dan penyebaran berita palsu." Lanjutnya.

Beberapa waktu setelahnya, Osimhen memutuskan untuk menghapus semua seluruh foto yang terkait dengan Napoli dari akun instagramnya, termasuk juga momen perayaan Scudetto musim lalu. Selain itu, Osimhen juga berhenti mengikuti akun instagram Napoli sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti mereka kembali.

Video TikTok yang kontroversial menampilkan klip kegagalan penalti dari Osimhen dalam pertandingan melawan Bologna pada Minggu, dengan audio yang diubah dan dipercepat yang di-dubbing di atasnya.

Setelah munculnya kontroversi seperti ini, Osimhen kabarnya diminati oleh Manchester United dan Chelsea pada musim panas ini. Ia juga belum memperbarui kontraknya dengan tim Italia yang masih berlaku hingga musim panas 2025.(*)