PINUSI.COM - Manajer Inter Milan Simone Inzaghi mengakui timnya tidak nyaman dengan kekalahan, meskipun ia merasa bangga dengan penampilan para pemainnya.
Harus diakui, kekalahan Inter dari Atletico Madrid terasa menyakitkan, karena mereka sudah memegang kendali.
Nerazzurri dianggap sebagai favorit setelah memimpin 1-0 di leg pertama, dan mencetak gol lebih dulu di Wanda Metropolitano, melalui serangan balik Federico Dimarco.
Namun, Antoine Griezmann segera menyamakan kedudukan, dan Memphis Depay mencetak gol pada menit ke-87 untuk menyamakan kedudukan secara agregat, setelah Marcus Thuram dan Nicolò Barella gagal mengeksekusi penalti.
"Ini mengecewakan bagi klub dan seluruh keluarga besar Inter, namun saya mengatakan kepada para pemain, mereka harus bangga dengan perjalanan yang telah mereka lalui."
"Ini adalah kekalahan pertama kami setelah delapan pertandingan, kami harusnya tampil lebih baik di momen-momen krusial."
"Meskipun mengendalikan pertandingan, kami membuat banyak kesalahan yang membuat perbedaan," ujar Inzaghi kepada media Amazon Prime Video Italia.
Rodrigo Riquelme sebenarnya punya kesempatan memenangkan pertandingan pada menit terakhir waktu normal, tetapi tendangannya melambung di atas mistar gawang.
Kedua tim juga memiliki peluang di babak perpanjangan waktu, namun Atletico keluar sebagai pemenang melalui adu penalti.
"Ini adalah leg pertama yang harusnya kami kelola dengan lebih baik, tetapi kami membiarkan mereka kembali ke dalam permainan setelah Dimarco mencetak gol."
"Itu membuat kami dan para pendukung kecewa," imbuhnya.
Inter berharap bisa tampil lebih baik setelah mencapai final Liga Champions musim lalu, tetapi mereka tersingkir di babak 16 besar.
"Kami bukanlah tim yang terbiasa dengan kekalahan."
"Kekalahan ini menyakitkan karena kami sudah memimpin."
"Tapi saya sangat bangga dengan tim ini."
"Ini mengecewakan bagi kami semua, tetapi masih ada 10 pertandingan tersisa di Serie A, dan kami memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai."
"Para pemain harus tetap tegar, karena mereka tahu detail-detail kecil bisa membuat perbedaan di level ini."
"Kami seharusnya bisa mengendalikan pertandingan, kami punya peluang di babak kedua."
"Adu penalti hanyalah soal keberuntungan, dan mereka melakukan lebih baik," paparnya.
Semua tim Italia telah tersingkir dari Liga Champions sebelum babak perempat final, yang bisa mengancam peluang mereka mendapatkan posisi kelima di turnamen yang diperluas pada tahun depan. (*)