PINUSI.COM – Sofyan Amrabat sangat berharap bisa bertahan di Manchester United, setelah masa peminjamannya berakhir.
Dia menyatakan akan segera berbicara dengan klub, untuk membahas masa depannya, dalam beberapa hari dan minggu ke depan.
Sebagai pemain internasional Maroko, Amrabat menghadapi musim yang menantang di United.
Dia kesulitan mendapatkan peran yang konsisten di tim, hanya tampil sebagai starter dalam 10 pertandingan Premier League.
Selain itu, dia sering dimainkan di posisi yang tidak biasa, karena krisis cedera yang melanda klub.
Namun, Amrabat menunjukkan penampilan yang sangat baik dan agresif, saat kembali ke posisinya yang biasa di lini tengah dalam final Piala FA.
Bahkan, legenda klub Paul Scholes menyamakannya dengan 'Gennaro Gattuso'.
Meskipun Sofyan Amrabat menutup musim dengan penampilan yang solid, diperkirakan Manchester United tidak akan menggunakan opsi pembelian senilai 21 juta poundsterling untuknya.
Namun, hal ini tidak membuat pemain berusia 27 tahun itu menyerah untuk memperpanjang masa tinggalnya di Old Trafford.
Berbicara kepada Ziggo Sport setelah pertandingan, Amrabat mengatakan, “Apakah saya sudah tahu apa yang akan saya lakukan tahun depan? Tidak. Kami akan berbicara.”
”Bertahan tentu saja merupakan sebuah pilihan. Dengar, saya pikir ini adalah musim yang sangat sulit. Bagi Manchester United, ini harus jauh lebih baik, dan juga bagi saya secara pribadi.”
Mengenai posisinya sebagai bek kiri, ia melanjutkan, ”Itu tidak mudah. Saya selalu bersikap tenang dan berlatih dengan sangat keras. Pada akhirnya, kesabaran tersebut membuahkan hasil.”
“Kami akan berbicara. Manchester United adalah klub terbesar di dunia, jadi siapa yang tidak ingin bermain sepak bola di sini?”
”Namun, semua pihak harus merasa senang satu sama lain, jadi kami akan duduk bersama dan melihat apa yang akan terjadi.”
Amrabat juga memuji pelatih yang bermain di bawah tekanan, Erik ten Hag, atas rencana taktisnya saat menghadapi City, dan merasa timnya layak mendapatkan kemenangan atas sang juara Liga Primer Inggris itu.
”Pujian yang sangat besar untuk pelatih, dia mempersiapkan kami dengan sangat baik.”
”Ini adalah
rencana yang kami inginkan dan apa yang dia katakan menjadi kenyataan.”
”Kami hanya harus tetap kompak, menjaga ruang gerak yang sangat kecil, bekerja sangat keras, dan kemudian berharap dapat melakukan sesuatu selama transisi.”
”Saya pikir kami mencetak dua gol yang sempurna dan hanya sedikit kebobolan."
"Pada akhirnya, secara keseluruhan, itu adalah rencana yang sempurna dan kami mengeksekusinya dengan sempurna,” tutur Sofyan. (*)