PINUSI.COM - Manchester City menelan kekalahan memalukan dalam sejarah modern mereka setelah dibantai Arsenal dengan skor 1-5 di Emirates Stadium pada Minggu, 2 Februari 2025. Hasil ini semakin menegaskan betapa sulitnya musim ini bagi tim asuhan Josep Guardiola, yang kini tertinggal 15 poin dari pemuncak klasemen, Liverpool. Impian mempertahankan gelar Premier League tampaknya sudah semakin jauh.
Kehilangan Kendali di Emirates
Arsenal berhasil unggul cepat melalui gol Martin Odegaard pada menit ke-2, memanfaatkan kesalahan fatal di lini belakang Man City. Thomas Partey menggandakan keunggulan pada menit 56, dan gol dari Myles Lewis-Skelly (62'), Kai Havertz (76'), serta Ethan Nwaneri (90+3') memperburuk keadaan. Satu-satunya gol untuk Man City dicetak oleh Erling Haaland di menit 55, namun harapan mereka hanya bertahan selama 105 detik sebelum Arsenal kembali unggul.
Baca Juga: Manchester City Dibantai Arsenal 1-5, Guardiola Justru Beri Pujian
Penurunan Performa yang Mencolok
Kekalahan ini menunjukkan betapa rapuhnya pertahanan Manchester City musim ini. Statistik mencatatkan bahwa tim Guardiola telah melakukan delapan kesalahan fatal yang berujung gol lawan di Premier League 2024/2025, jumlah tertinggi sejak Guardiola mengambil alih pada 2016. Terkait hal ini, mantan bek City, Micah Richards, menyatakan kekecewaannya dan memperingatkan bahwa penurunan drastis ini mungkin menandakan akhir dari era kejayaan mereka.
Pencapaian Buruk dalam Statistik dan Tren Kekalahan
Musim ini, Guardiola menghadapi kenyataan pahit dengan kebobolan lebih dari empat gol dalam empat pertandingan berbeda, pertama kali dalam karier kepelatihannya. Man City kini tercatat kebobolan 53 gol dari 36 pertandingan, sangat dekat dengan rekor buruk musim lalu. Hal ini semakin memperburuk catatan mereka, yang kini berada di posisi keempat dengan 41 poin dari 24 pertandingan.
Tantangan Masa Depan: Apakah Akhir dari Era Guardiola?
Dalam situasi yang serba sulit ini, Guardiola mengakui bahwa timnya telah memberikan terlalu banyak peluang kepada lawan dan kesalahan tersebut tak boleh terulang. Di luar masalah teknis, Man City juga menghadapi ancaman sanksi berat akibat pelanggaran aturan finansial Premier League, yang dapat mengancam masa depan mereka di kompetisi Eropa.
Man City kini berada di persimpangan jalan. Dengan ancaman sanksi dan tren performa yang buruk, banyak yang bertanya apakah ini merupakan titik terendah dalam era Guardiola. Jika ingin kembali ke jalur kemenangan dan dominasi, perubahan besar harus segera dilakukan.