PINUSI.COM - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, tampak sangat marah di ruang ganti setelah timnya mengalami kekalahan memalukan 1-3 dari Brighton & Hove Albion pada pekan ke-22 Liga Inggris 2024-2025. Kejadian tersebut terjadi pada Minggu, 19 Januari 2025, di Stadion Old Trafford, tempat mereka harus menerima kekalahan kelima dalam enam pertandingan terakhir di kandang.
Kekalahan Ke-10 di Liga Inggris 2024-2025
Kekalahan dari Brighton menambah deretan hasil buruk yang dialami oleh Manchester United. Itu merupakan kekalahan ke-10 mereka di Liga Inggris musim ini, dengan posisi mereka kini terpuruk di peringkat 13 klasemen sementara. Hanya mengumpulkan 26 poin hingga pekan ke-22, Bruno Fernandes dan rekan-rekan semakin terjepit dalam upaya mereka untuk kembali ke jalur kemenangan.
Amorim Kehilangan Kontrol di Ruang Ganti
Emosi Amorim meledak setelah pertandingan usai, hingga menyebabkan kerusakan di ruang ganti tim. Berdasarkan laporan dari The Athletic, sebuah televisi yang biasa digunakan untuk membahas taktik pertandingan sebelum kickoff hancur akibat amukan sang pelatih. Para sumber anonim menyatakan bahwa insiden tersebut menunjukkan betapa frustrasinya Amorim dengan performa timnya.
Pernyataan Menyakitkan dari Amorim
Meskipun terlihat tenang saat konferensi pers pascalaga, Ruben Amorim mengungkapkan rasa frustrasi mendalam terhadap timnya. Ia bahkan menyebut bahwa Manchester United saat ini bisa jadi merupakan tim terburuk dalam sejarah klub. "Kami harus menyadarinya dan mengubahnya," ujar Amorim tegas kepada media. Pernyataan ini menjadi sorotan, mencerminkan betapa besarnya tekanan yang dirasakan oleh sang pelatih.
Amorim dan Gaya Kepemimpinan Mirip Ferguson
Tindakan Amorim di ruang ganti mengingatkan banyak pihak pada pelatih legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, yang terkenal dengan gaya kepemimpinan kerasnya. The Athletic melaporkan bahwa amukan Amorim menyerupai hairdryer treatment yang sering dilakukan Ferguson. Gaya kepemimpinan Ferguson tersebut dikenal dengan omelan keras yang ditujukan langsung ke wajah pemain, yang membuat pemain merasa terkejut dan terintimidasi.
Dengan hasil yang terus memburuk, tekanan kepada Ruben Amorim semakin besar untuk segera memperbaiki performa Manchester United di sisa musim Liga Inggris ini.