LADI harus bertanggung jawab
PINUSI.COM - Sanksi yang diterapkanWorld Anti-Doping Agency (WADA) untuk Indonesia melarang bendera merah putih berkibar di Thomas Cup 2020, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) sebut Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) harus bertanggung jawab.
Gelar ke-14 yang dinanti selama 19 tahun lamanya, Jonatan Christie menutup kemenangan 3-0 Thomas Cup atas China di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (16/10/2021).
Partai pertama diamankan Anthony Sinisuka Ginting menghadapi Lu Ghuanzu dengan skor 18-21, 21-14, dan 21-16.
Kemudian, kemenangan kedua di partai ganda, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto menghadapi He Ji Ting dan Zhou Hao Dong dengan skor 21-12 dan 21-19.
Kemenangan dilanjutkan dengan partai tunggal kedua, Jonatan Christie menghadapi Li Shi Feng yang membuat jantung masyarakat Indonesia berdebar. Akrab disapa Jojo yang menghadapi pemain China dengan peringkat 65 BWF ini, klimaks dengan hasil skor 21-14, 18-21, dan 21-14.
Dengan hasil ini, Indonesia memperpanjang gelar juara Thomas Cup yang ke-14 dengan skor 3-0 tanpa balas.
KRITIKAN FRONTAL TAUFIK HIDAYAT UNTUK MENPORA, LADI, KONI, DAN KOI
Dalam akun resmi milik pribadi Taufik Hidayat, ia menilai pemerintah lalai, khusunya Menpora, LADI, KONI, dan KOI.
Ia mengapresiasi capain terbaik tim Indonesia di Thomas Cup dan menulis bendera merah putih tidak ada dan diganti dengan bendera PBSI.
“Ada apa dengan LADI dan Pemerintah kita? Khususnya Menpora Koni dan Koi? Kerjamu selama ini ngapain aja?”, tulisnya.
“Bikin malu negara Indonesia aja…” tambahnya.
Ia menilai, Indonesia tak akan mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah Olympic atau Piala Dunia karena tidak bisa membenahi urusan kecil (WADA).
KOI Salahkan LADI
Berawal dari viralnya kritikan pebulu tangkis senior, Taufik Hidayat, yang kecewa tak berkibarnya bendera merah putih untuk pertama kalinya di momen angkat trofi Thomas Cup 2020.
Melansir Antara, Ketua NOC Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari mengungkapkan kekecewaannya dan meminta tanggung jawab LADI terhadap WADA.
“Saya sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia bangga dengan penampilan Tim Thomas kita, tetapi juga sekaligus sangat kecewa dan sedih karena seremoni medali dengan bendera PBSI," kata Ketua KOI (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari dalam keterangan resminya, Minggu malam.
Adapun banyak sanksi dari keteledoran LADI yang lalai untuk mengirimkan sampel anti doping atlet Indonesia ke badan dunia itu, diantaranya, bendera tidak diperbolehkan berkibar di single event ataupun multievent Internasional, menjadi tuan rumah olahraga kelas regional, kontinental hingga dunia selama satu tahun, serta hak-hak eksklusif lainnya.
"Saya berharap LADI bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya sehingga dapat segera terbebas dari sanksi doping yang merugikan Indonesia di ajang Internasional,” tegas Okto.
Ada beberapa agenda multievent yang akan diikuti Indonesia pada 2022 mendatang, yaitu Asian Indoor and Martial Art Games (AIMAG) pada 10-20 Maret, SEA Games (Mei), Islamic Solidarity Games (9-18 Agustus), Asian Games (10-25 September) dan Asian Youth Games (20-28 Desember). (fe)