PINUSI.COM - Olimpiade Tokyo 2020, dalam perhelatannya sudah alami penundaan setahun, dan rencananya akan terselenggara pada pertengahan tahun ini. Di saat pemerintah Jepang dan pihak penyelenggara perhelatan olahraga akbar ini optimistis bisa menggelarnya, beberapa kalangan malah pesimistis dan meyakini hal sebaliknya.
Keith Mills salah satunya. Bekas Wakil Ketua panitia penyelenggara Olimpiade London 2012 ini menengarai keputusan pembatalan akan terjadi saat mendekati hari penyelenggaraan. Menurutnya, terlalu berisiko jika memaksakan pagelaran ini terselenggara.
Dia memahami posisi para panitia penyelenggara, yang dia sebut mengemban tugas yang berat. Andai kata, dia dalam posisi itu, Keith bilang akan tetap membatalkan perhelatan meski berat untuk menyampaikannya.
"Jika saya duduk sebagai panitia penyelenggara di Tokyo, dan untungnya tidak, saya akan membuat rencana untuk pembatalan. Saya yakin mereka memiliki rencana untuk pembatalan, tetapi menurut saya mereka baru akan benar-benar membuat keputusan final pada menit-menit terakhir, melihat apakah situasinya membaik secara dramatis dan apakah peluncuran vaksin lebih cepat," katanya Rabu (20/1/2021) dalam wawancara radio BBC.
Pandangan ini senada dengan pendapat masyarakat Jepang. Sebuah survei menyebut hampir 80 persen masyarakat Jepang berpendapat Olimpiade Tokyo 2020 sebaiknya ditunda atau dibatalkan sepenuhnya. Meski begitu, Yoshihide Suga, Perdana Menteri Jepang, kemarin lusa, menegaskan bahwa pemerintah tetap teguh pada keputusan untuk menggelarnya
Senada, juru bicara panitia Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya mengklaim Olimpiade akan tetap berlanjut. Dia pun yakin acara akan berjalan lancar, bahkan dengan banyak penonton dan vaksinasi sekali pun. “Posisi kami tetap. Kami akan menggelar Olimpiade,” katanya kepada BBC.
Sementara Seb Coe, Ketua World Athletic memandang polemik ini secara bijak. Melansir Sky News, berkeyakinan panitia dan pemerintah Jepang akan tetap maju menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020. Seb Coe bilang, menghelat pagelaran ini adalah sebuah tantangan dan pengalaman yang sangat berbeda.
BACA JUGA: IMBANGI PANDEMI, BWF TERAPKAN SISTEM KOMPETISI KLASTER
Dia juga optimistis pihak panitia dan pemerintah Jepang akan mampu menangani perhelatan Olimpiade Tokyo 2020. Dia juga menegaskan bahwa Jepang akan menemukan solusi seputar penanganan kerumunan dan jarak para atlet, yang prediksinya melibatkan 10.500 atlet dan 7.000 staf pendukung.
"Dari semua negara di planet ini yang benar-benar memiliki ketabahan, ketahanan, dan kecerdasan jalanan untuk melihat ini, sebenarnya adalah Jepang. Saya sebagai presiden federasi sangat bersyukur bahwa Jepang-lah yang menangani ini dan bukan beberapa tempat lain yang dapat saya pikirkan. Jadi saya yakin kami akan berada di sana. Menurut saya Olimpiade akan berlangsung tetapi akan terlihat berbeda," tuturnya.