PINUSI.COM - Leg pertama dalam pertandingan sistem gugur Europa League telah selesai. Barcelona yang menjamu Mancehster United di Stadion Spotify Camp Nou harus puas dengan hasil imbang 2-2.
Kabarnya UEFA tidak lagi memberlakukan sistem gol tandang. Pada sistem ini gol tandang akan dihitung sebagai point ganda jika permainan berakhir dengan skor imbang pada leg kedua.
Pada Juni 2021, UEFA telah memutuskan untuk menghapus sistem gol tandang pada semua pertandingan Europa League di leg kedua. Aturan ini diperkenalkan pada tahun 1965, yang menyatakan bahwa semua gol yang dicetak oleh tim tamu baik di kandang maupun tandang akan dihitung sebagai skor ganda apabila agregat berakhir imbang.
Contoh kasusnya adalah gol Andrés Iniesta dimenit akhir ketika pertandingan Barcelona melawan Chelsea pada semifinal 2008/9 di Stamford Bridge dengan hasil 1-1, namun Barca dianggap sebagai tim yang lolos karena gol Iniesta dihitung ganda.
Aturan gol tandang telah menyebabkan kecenderungan tim tuan rumah untuk fokus menghindari kebobolan dan secara tidak langsung memberi tim tamu keuntungan di leg kedua, yang mana hal tersebut tidak adil jika pertandingan berlanjut ke perpanjangan waktu.
BACA LAINNYA: Resmi! Erick Thohir Jadi Ketua Umum PSSI 2023-2027
UEFA juga menjelaskan statistik produktifitas tim yang menjelasksn alasan mereka dalam penghapusan aturan gol tandang “Statistik dari pertengahan 1970-an sampai sekarang menunjukkan tren yang jelas, dari penurunan terus-menerus terdapat kesenjangan antara jumlah kemenangan kandang/tandang (dari 61%/19% menjadi 47%/30%) dan jumlah rata-rata gol per pertandingan yang dicetak di kandang/tandang (dari 2,02/0,95 hingga 1,58/1,15) di kompetisi putra, sedangkan sejak 2009/10, rata-rata gol per pertandingan sangat stabil di Liga Champions Wanita UEFA dengan rata-rata keseluruhan 1,92 untuk tim tuan rumah dan 1,6 untuk tim tandang,” kata organisasi itu.
Presiden UEFA, Aleksander Čeferin menyambut baik keputusan tersebut, berkomentar: “Aturan gol tandang telah menjadi bagian intrinsik dari kompetisi UEFA sejak diperkenalkan pada tahun 1965, namun dampak dari aturan tersebut sekarang bertentangan dengan tujuan aslinya, karena pada kenyataannya, hal tersebut sekarang menghalangi tim tuan rumah (terutama di leg pertama) untuk menyerang, karena mereka takut kebobolan dan memberikan keuntungan yang krusial bagi lawan mereka. Ada juga kritik terhadap ketidakadilan, terutama di perpanjangan waktu, mewajibkan tim tuan rumah mencetak dua gol saat tim tamu mencetak gol.”
Editor : Costa Rando Masihin