PINUSI.COM - Di Olimpiade Paris 2024, Indonesia berhasil meraih tiga medali, yang terdiri dari dua emas dan satu perunggu. Satu-satunya medali dari cabang olahraga bulu tangkis diperoleh oleh Gregoria Mariska Tunjung, yang akrab disapa Jorji. Sedangkan dua medali emas berhasil disumbangkan oleh Veddriq Leonardo dari cabang panjat tebing dan Rizki Juniansyah dari angkat besi.
Namun, medali perunggu yang diraih Gregoria menuai kontroversi. Dalam sebuah program berita di salah satu stasiun televisi nasional, medali tersebut disorot sebagai "medali giveaway," sebuah istilah yang dianggap menyepelekan usaha atlet. Narasi tersebut memicu reaksi keras di media sosial, di mana banyak pihak menganggapnya sebagai bentuk ketidakadilan terhadap perjuangan Gregoria.
Pada program tersebut, di bawah tajuk 'Cerita Olimpiade Indonesia,' Veddriq dan Rizki disebutkan telah membuat sejarah dengan memenangkan medali emas pertama Indonesia di cabang panjat tebing dan angkat besi. Namun, medali perunggu Gregoria secara kontroversial diberi label 'Medali Giveaway pertama,' yang menimbulkan kehebohan.
Meskipun Gregoria memang mendapatkan medali perunggu setelah lawannya, Carolina Marin, mengalami cedera lutut dan terpaksa mundur dari perebutan tempat ketiga, hal ini tidak berarti bahwa medali tersebut diberikan secara cuma-cuma. Gregoria sudah bekerja keras dan berjuang hingga mencapai semifinal, mengalahkan empat pebulu tangkis tunggal putri lainnya.
Yuni Kartika, Humas Tim Ad Hoc PBSI untuk Olimpiade Paris 2024, membela Gregoria dan menekankan bahwa medali perunggu yang diraih tidak seharusnya dianggap sebagai "giveaway." Melalui Instagram, Yuni menyatakan bahwa perjuangan Gregoria untuk mendapatkan medali tersebut sangat sulit dan layak dihargai.
"Cedera lawan tidak bisa menghapus kerja keras Gregoria untuk mencapai medali perunggu ini," ujar Yuni. "Medali ini adalah kebanggaan untuk bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024. Tolong hargai usahanya."
Meskipun Carolina Marin mengalami cedera, perjalanan Gregoria menuju semifinal tetap harus diapresiasi. Tidak mudah untuk mencapai babak empat besar, dan perjuangan Gregoria menunjukkan dedikasi dan tekad yang kuat untuk mewakili Indonesia di panggung dunia.
Dalam konteks ini, medali perunggu Gregoria adalah simbol kebanggaan dan bukti kerja keras, bukan sekadar hadiah yang diterima tanpa usaha. (**)