PINUSI.COM - Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) memecat enam asisten wasit video (VAR) yang bertugas dalam pertandingan Valencia kontra Real Madrid, Minggu (21/52023).
Enam asisten wasit itu dianggap lalai, sehingga membuat winger Real Madrid Vinicius Jr menjadi korban rasisme.
RFEF mendapati wasit VAR melakukan pelanggaran terhadap Vinicius atas kartu merah yang diterima dalam menit 90+7.
BACA LAINNYA: Resmi 19 Juni 2023, Indonesia Vs Argentina !
Mereka tak memberikan tayangan ulang penuh untuk ditinjau oleh wasit De Burgos Bengoechea
Kartu merah yang diterima Vinicius agak konyol. Pelatih Real Madrid Ancelotti juga mengeluarkan pernyataan yang sama.
Awalnya, ada beberapa bentrokan di dalam area penalti Valencia. Namun, striker Valencia Hugo Duro mengambil kesempatan untuk mencekik Vinicius di tengah insiden tersebut.
BACA LAINNYA: PSG Menang 2-1 lawan Auxerre, Gelar Ligue 1 Siap Dibawa Pulang Mbappe Cs
Vinicius tak terima dan membela diri, namun VAR meyakini langkah Vinicius merupakan pukulan telak bagi leher Douro. Karena itu, kesan VAR hanya terfokus pada pertahanan Vinicius.
"Mereka tidak dapat menemukan alasan yang tepat. Kronologi yang dikirim hanya mengacu pada aksi pemain Brasil itu ke Hugo Duro," kata pihak RFEF, dikutip dari Sport Bible.
Ancelotti menyebut Vinicius tak bersalah dan hanya menjadi korban pertandingan.
Vinicius juga dilecehkan secara rasial sepanjang pertandingan. Dia diteriaki 'monyet' oleh seisi stadion.
"Dia adalah korban. Dia merupakan pemain yang paling sering dilanggar dan menerima banyak hinaan. Seharusnya pertandingan ini dihentikan," tutur Ancelotti.
Manajemen Los Blancos tak tinggal diam soal kasus rasial yang diterima bintang muda mereka. Menanggapi tindakan suporter Valencia itu, Real Madrid mengajukan gugatan untuk melindungi Vinicius.
"Real Madrid begitu muak dan mengutuk peristiwa yang terjadi kemarin terhadap pemain kami, Vinicius Junior."
"Fakta-fakta ini merupakan serangan langsung terhadap model koeksistensi negara hukum sosial dan demokratis," ucap pihak Real Madrid di situs mereka. (*)
Editor: Yaspen Martinus